Soekarno Disebut Bukan Penggali Pancasila, Hatta: Liciknya Yamin
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge - Nederland
Sudah bukan rahasia, pada masa Orde Baru peran Sukarno seakan terpinggirkan. Semua ajaran yang berkaitan dengan Sukarnoisme diusahakan agar tidak menyebar. Ini membawa dampak pula pada kisah di balik sejarah lahirnya Pancasila, tentang siapakah penggali Pancasila? Soekarno atau Muhammad Yamin?
Pernah diajarkan di sekolah-sekolah bahwa penggali Pancasila adalah Muhammad Yamin. Bukan Soekarno. Ini membuat gerah Bung Hatta. Maka Bung Hatta yang pada masa Orba itu sudah mulai sakit-sakitan, lalu “turun gunung”. Ia marah karena terjadinya pembiaran terhadap pembelokan sejarah ketika itu. Bung Hatta lalu dengan lantang menyuarakan bahwa Bung Karno adalah penggali Pancasila yang sebenarnya, bukan Muhammad Yamin.
Foto: Bung Hatta diapit istrinya, Rahmi dan besannya, ibunda Dr. Edi Swasono, 1 Maret 1980.
Bukan maksud Bung Hatta ingin membela Bung Karno. Tetapi Bung Hatta memang mengetahui fakta sejarah yang sebenarnya. Jelas, Bung Hatta adalah saksi sejarah/saksi mata yang langsung menyaksikan saat Bung Karno mencetuskan ide Pancasila sebagai dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945, di sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Peristiwa bersejarah ini membuat Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila yang juga merupakan Hari Libur Nasional. Hali ini diputuskan melalui Keputusan Presiden (Keppres) yang ditandatangani pada 1 Juni 2016. [Presiden Jokowi menyampaikan ketetapan tentang Hari Lahirnya Pancasila ini dalam penutupan pidato peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/6/2016, pukul 11.10 WIB)].
BPUPKI biasa juga disebut dalam bahasa Jepang, Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Sidang BPUPKI yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedjodiningrat ini, mulai bersidang pada 29 Mei 1945. Melalui sidang BPUPKI ini, anggota BPUPKI membahas hal-hal terkait rencana kemerdekaan Indonesia. Untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dibahas pula tentang perlunya Indonesia memiliki dasar negara.
Foto: Sidang BPUPKI
Sebagai salah satu anggota BPUPKI yang mengetahui bagaimana proses lahirnya dasar negara Pancasila, Bung Hatta marah dan memprotes keras ketika pemerintah Orba mengingkari peran Soekarno sebagai penggali Pancasila. Padahal sebelum mundur sebagai Wakil Presiden, Bung Hatta diketahui sering berkonflik dengan Bung Karno. Mereka kerap bertengkar karena perbedaan pendapat. Tak jarang pertengkaran itu meruncing. Sejak muda, Bung Hatta memang sudah kerap mengkritik Bung Karno tanpa tedeng aling-aling, tanpa basa-basi. (Bagaimana pertengkaran Soekarno dan Hatta saat masih muda, bertahun-tahun jauh sebelum kemerdekaan 1945, telah kerap diwarnai perbedaan prinsip, saya tuliskan di buku karya saya berjudul Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan. Meskipun demikian, keduanya juga dikenal sportif, memelihara hubungan pribadi dengan baik sampai akhir hayat.
Bung Karno telah beberapa tahun meninggal dunia ketika Bung Hatta meluruskan sejarah bahwa Bung Karno adalah penggali Pancasila, bukan Muhammad Yamin. Bagi Bung Hatta yang dikenal selalu bersikap lurus dan jujur, sejarah harus diluruskan! Terlebih ini menyangkut sejarah dasar negara.
Untuk menegaskan bahwa Bung Karno adalah penggali Pancasila, Bung Hatta bahkan membuat testamen kepada putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarnoputra. Testamen yang dibuat tahun 1978 itu. diserahkan langsung oleh Bung Hatta sendiri kepada Guntur, yang wajahnya sangat mirip ayahnya itu.
Foto: Guntur Soekarnoputra (kanan) bersama adik-adiknya, dari kiri: Guruh, Sukamawati, Rachmawati, Megawati. (Foto: Republika)
Di dalam testamen itu Bung Hatta menjelaskan rinci bagaimana awal mulanya hingga ada kesan bahwa Muhammad Yamin adalah penggali Pancasila. Bahkan Bung Hatta menyebut tentang "licik"-nya Muhammad Yamin. Mengapa Bung Hatta sampai menyebut Yamin licik? Mengapa peran Soekarno sebagai penggali Pancasila akhirnya dikaburkan? Bagaimanakah reaksi Guntur Soekarnoputra ketika menerima testamen tersebut? Penjelasan tentang kronologi Soekarno melahirkan Pancasila dan bagaimana isi testamen Bung Hatta, saya tuliskan dengan lebih mendetail di dalam buku karya saya, klik Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan.
Sebelum mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI, sebetulnya sejak sekitar pertengahan tahun 1930-an Soekarno telah memikirkan sila-sila dari tiap Pancasila saat ia dibuang ke Ende, Flores. Soekarno sendiri mengatakan bahwa Pancasila yang digalinya itu, sebetulnya bersumber dari watak orang Indonesia sendiri. Sifat bangsa Indonesia umumnya adalah manusia yang berketuhanan, berperikemanusiaan, cinta Tanah Air, demokratis (bermusyawarah untuk mencapai mufakat), dan cinta keadilan. Unsur-unsur ini semua terpantulkan pada setiap sila dari Pancasila. *** (Penulis @ Copyright: Walentina Waluyanti de Jonge, historical book writer)
Baca juga, klik: Putri Bung Hatta Membedah Buku Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti de Jonge
Penulis buku Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan
{backbutton}