Jejak Soekarno di Ende

Walentina Waluyanti – Nederland

Bung Karno dibuang di Ende Flores tahun 1934-1938. Waktu itu Bung Karno menyebut tempat pembuangannya itu sebagai Pulau Bunga. Banyak jejak berharga Bung Karno di Ende. Terlebih benih lahirnya Pancasila sebetulnya dimulai di Ende, saat Soekarno mulai merenungkan tentang dasar negara.

Sekarang ini situs Bung Karno di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk sementara ditutup bagi wisatawan asing maupun lokal karena sedang dalam pemugaran. (Tempo 20 Juli 2012).

Ada beberapa jejak penting Bung Karno di Ende Flores. Antara lain, tempat kediaman Bung Karno.

 rumahsukarno1

Foto: Rumah kediaman Bung Karno di Ende (Praja/Fotokita.net)

Juga ada taman perenungan Bung Karno di dekat pohon sukun, yang hingga kini masih ada, dengan lima cabangnya. Lima cabang itu dipercaya ada hubungannya dengan inspirasi Soekarno ketika melahirkan lima butir Pancasila. Tempat ini biasa dipakai Bung Karno untuk semedi. Di tempat ini disebut sebagai tempat lahirnya Pancasila. Sekarang tempat ini disebut Tugu Pancasila. Di sini juga dibangun patung Bung Karno, letaknya di Lapangan Pancasila Ende. Tempat yang juga penting adalah kuburan Ibu Amsi, mertua Bung Karno. Makam ini letaknya di kompleks makam pejuang.

Di Ende, Bung Karno mengisi waktunya antara lain dengan mengadakan pertunjukan tonil di kompleks gereja Katolik di Paroki Imaculata. Karenanya tempat Bung Karno sering mengadakan pertunjukan tonil dahulu, sekarang disebut gedung Imaculata. Di gedung ini Bung Karno menggelar tonilnya bersama klub tonil Kelimutu.  Klub itu dinamakan Kelimutu oleh Ibu Inggit, diambil dari nama danau tiga warna yang terkenal keindahannya, yang terletak di Pulau Flores. Di kala itu Bung Karno sempat menyusun sekitar 13 naskah tonil.

Semua tempat bersejarah tersebut sementara ini sedang dipugar. Rencananya selesai 1 Juni 2013 dan akan diresmikan Wapres Boediono

(Sumber: Tempo 20 Juli 2012).

Sumber Foto: National Geographic Indonesia

{backbutton}

Add comment