Buku Walentina Waluyanti di Gramedia dan Buku Terbaru Walentina:  "Sukarno Hatta Bukan Proklamator Paksaan"

Penulis: copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge – Nederland

Belum sebulan beredar di toko-toko buku, buku ini laris, menjadi best-seller. (Buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen", author: Walentina Waluyanti de Jonge). Buku cetakan ke-1 ludes, dan kini telah cetak ulang untuk cetakan ke-2. Buku yang disertai foto-foto menarik ini, ada beberapa yang langka, bisa didapatkan di Gramedia dan toko-toko buku di seluruh Indonesia.

DSC 0157 001

Aktor Ramon Y. Tungka memperlihatkan buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" saat berkunjung ke kediaman penulis Walentina Waluyanti di Belanda. (Phpto ny J. de Jonge)

Buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" berisi antara lain kontroversi Supersemar, coverbookwebpengusiran warga Belanda di Indonesia (termasuk warga Indonesia yang memilih kewarganegaraan Belanda) dalam peristiwa Sinterklaas Hitam di era Sukarno. Juga tentang upaya kudeta Westerling terhadap Sukarno; serangan bom ke istana yang ditujukan kepada Sukarno; bagaimana Sukarno menelikung Amerika yang mempermainkannya; rahasia orasi Sukarno; cara Sukarno mengajar sejarah; dan kisah unik lainnya tentang Sukarno yang belum banyak terungkap.

Buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" karya Walentina Waluyanti de Jonge telah resmi terdaftar ke dalam katalog dan menjadi koleksi Australian National University, Perpustakaan Nasional Kerajaan Belanda dan koleksi Perpustakaan Indonesia.  Isi buku ini berbeda dengan versi yang beredar di blog-blog dan facebook. Karena telah direvisi, jauh lebih lengkap, dengan pencantuman sumber dan daftar pustaka.

Selain buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" buku Walentina Waluyanti yang juga baru beredar di Gramedia adalah kisah seru jatuh bangunnya Sukarno dan Hatta.

Bagi yang ingin mengetahui isi buku Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan, bisa menyimak resensi Guru Besar sejarah Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, dimuat di Harian Kompas, klik berikut ini: Membongkar Mitos "Proklamator Paksaan". Di bawah ini resensi buku Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan yang dimuat di Harian Kompas, 15 November 2015:

review2

Resensi di Harian Kompas atas buku Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan (Foto: Dr. Baskara T. Wardaya)

Perpustakaan Proklamator Bung Hatta mencantumkan dalam program acaranya, dalam rangka Peringatan Hari Lahir Bung Hatta ke-113 dan HUT RI ke-70: "Bedah Buku (Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan, Karangan Walentina Waluyanti de Jonge) sebagai Referensi Masa Depan Bangsa dalam Melestarikan Nasionalisme Indonesia”.

Bedah Buku tersebut juga menghadirkan putri Bung Hatta, Halida Hatta sebagai panelis, silakan klik => video

DSC 0270 1

Foto: Putri Bung Hatta, Halida Hatta dan Walentina Waluyanti pada acara bedah buku "Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan" untuk memperingati Hari Lahir ke-113 Bung Hatta di Bukittinggi, 12 Agustus, 2015.

walentina06

Foto: Buya Syafii Maarif menerima buku “Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan” dari penulis Walentina Waluyanti de Jonge di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 21 Agustus 2015, pada acara yang diselenggarakan Pusdema (Pusat Studi Demokrasi dan Masyarakat).

Memuat 70 judul kisah (tebal 610 halaman), buku "Sukarno Hatta Bukan Proklamator Paksaan" menjawab keingintahuan tentang bagaimana awal mula perkenalan Sukarno dan Hatta, hingga tersingkir, juga dipinggirkan jasanya di akhir usia. Bagaimana mereka mengadakan kontak rahasia, yang berawal dari saling kagum, dan kadang juga saling sebal? Meski sempat berkonflik, keduanya bersumpah secara jantan untuk bersatu demi kemerdekaan dan persatuan Indonesia.

Bagaimanakah intrik politik mewarnai perjuangan keduanya? Bagaimanakah "marah"-nya Hatta kepada Sukarno sehingga memutuskan mengundurkan diri sebagai Wapres? Bagaimanakah keduanya tetap bisa mempertahankan persahabatan hingga akhir usia meski kerap berselisih paham karena masing-masing sama kerasnya? Juga ada kisah di balik pendongkelan Sukarno dari kursi kekuasaan, pemalsuan paragraf di buku biografi Sukarno karya Cindy Adams, serta kisah tentang Hatta yang juga tak luput dari pengucilan pada masa Orde Baru.

Sejarawan Universitas Indonesia Dr. Peter Kasenda memberi kata pengantar untuk buku "Sukarno Hatta Bukan Proklamator Paksaan" karya Walentina Waluyanti de Jonge, yang sampulnya di bawah ini:

buku Sukarno Hatta

Buku "Sukarno Hatta Bukan Proklamator Paksaan" (author: Walentina Waluyanti de Jonge)

contract1web

Foto: Penandatanganan penerbitan buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen", di kantor Penerbit Galangpress Yogyakarta (20/9-2013). Keterangan foto, dari kiri: Jan de Jonge, Walentina Waluyanti, Julius Felicianus (Direktur Galangpress), S. Uji Prastya (Manajer Redaksi), Sigit Suryanto (Editor).

contract2web

Foto: Teguh Prastowo (Manager Graphic Designer) menyerahkan buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" kepada Walentina Waluyanti.

Galangpress Publisher yang menerbitkan buku ini, adalah penerbit yang banyak menerbitkan buku antara lain politik dan sejarah, di antaranya buku yang pernah menjadi berita heboh, "Gurita Cikeas", ditulis mantan wartawan Tempo, Dr. George Junus Aditjondro.

Informasi lebih lanjut tentang buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" dan buku "Sukarno Hatta Bukan Proklamator Paksaan`, bisa langsung menghubungi penerbit => http://www.galangpress.com

Berikut ini deskripsi tentang buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen".

Fadia-Nurul-Hana1Foto: Fadia Nurul Hana mahasiswi jurusan pendidikan Sejarah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI, Bandung), mengirim email kepada penulis, mengapresiasi buku "Tembak Bung Karno Rufi 30 Sen".

Judul: Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen

Sub Judul: Sukarno Undercover - Sisi Lain Putra Sang Fajar yang Tak Terungkap

Author: Walentina Waluyanti de Jonge

Editor: Sigit Suryanto

Lay out: Amir Hendarsah

Cover Design: Amir Hendarsah

Tebal Buku: 209 halaman

Cetakan: ke-2, 2013

Ukuran Buku: 150 X 230 mm

Penerbit: Galang Pustaka - Galangpress Yogyakarta

ISBN: 978-602-9431-29-2

Kategori: Sosial Politik dan Sejarah

Informasi lebih lanjut: Penerbit Galangpress,  website:  http://www.galangpress.com

==================================================================================

Sedang lelah dengan tulisan berat dan ingin baca artikel ringan? Silakan klik di bawah ini:

Pengalaman Bertetangga di Belanda

KOMPAS TV Bertamu ke Rumah Walentina Waluyanti

buurtfeest006wm

Foto: Penulis Walentina Waluyanti di Belanda dengan latar belakang lukisan karyanya.