Dari Beatrix ke Alex

Author: Walentina Waluyanti - Belanda

Ah, hangatnya keluarga ini. Dalam keseharian, mereka seperti  layaknya keluarga di banyak rumah tangga lain. Sang ayah meminta putri sulungnya bernyanyi. Ayah, ibu dan adik-adiknya menyimak merdunya suara Amalia.

Saksi Bisu Jaman Jepang

Penulis: Copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge 

Dari balik kawat berduri, beginilah mereka menghabiskan hari-harinya. Karya para tawanan yang saya lihat di sini, terasa unik. Ada yang menuangkan kesaksiannya di atas sehelai baju.

Hati-hati Bersumpah

*Mengenang Sumpah Pemuda

Penulis: Copyright@Walentina Waluyanti – Nederland

Catatan penulis: Kisah lebih rinci tentang proses terjadinya Sumpah Pemuda, termasuk bagaimana lagu Indonesia Raya dikumandangkan ketika itu, saya ceritakan lebih lengkap di buku karya saya, klik: Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan". Buku ini telah menjadi koleksi Leiden University dan Australian National University.

Sumpah pemuda adalah peristiwa tentang pemuda yang menyumpah? Tepatnya bersumpah. Atau berikrar, sumpah setia. Ikrar 28 Oktober 1928 sebetulnya adalah hasil keputusan kongres pemuda ketika itu. Para hadirin sendiri saat itu belum menyadari, keputusan kongres itu akan menjadi sedemikian sakral.

Presiden Republik Century

Penulis: Walentina Waluyanti - Nederland

Rakyat mengharapkan, jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat sigap membela dirinya sendiri terkait skandal Century, maka mestinya juga sama sigapnya membela kepentingan bangsa yang lebih urgent. Yaitu nasib rakyat yang uangnya raib belum kembali hingga kini, dan juga kas negara yang menguap trilyunan rupiah entah kemana akibat kasus Century.

Politik Itu Esek-Esek

Dilarang plagiat! Copyright @ Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Permainan apa yang cocok bagi yang ingin bermain kotor? Menurut anggapan kaum puritan yang doyan segala yang bersih, di dunia ini ada dua hal yang kotor. Kalau bukan soal politik, ya soal esek-esek. Politik katanya kotor. Esek-esek katanya begitu juga. Jadi politik itu sama dengan esek-esek. Keduanya punya citra negatif.

Ssst, Ratu Belanda Pencipta Hallo Bandung?

Tulisan ini sudah dibukukan.

Copyright @ Penulis: Walentina Waluyanti – Belanda

'Oma tersayang, tabe, tabe.' Tabe (tabik), begitu orang Belanda di masa lalu mengejanya. Kata Melayu ini sekarang jarang digunakan. Tabik adalah sepenggal kata yang terselip di dalam lagu 'Hallo Bandoeng' versi Belanda, yang sudah lebih dahulu diciptakan, jauh sebelum tercipta lagu 'Hallo Hallo Bandung' versi Indonesia.

Gara-gara Kartu John

Penulis: Walentina Waluyanti – Belanda

Haramkah mengucapkan selamat natal? Apakah mengucapkan selamat natal, membuat pemeluk agama tertentu menjadi berdosa? Di Indonesia, ini fenomena baru yang belakangan ini mulai sering jadi bahan bisik-bisik, maupun terang-terangan. Ada yang bilang itu dosa. Tapi ada juga yang berpendapat, mengucapkan selamat natal, tak akan menyebabkan orang masuk neraka, bahkan walau nabi Isa, katakan saja, tidak lahir tanggal 25 Desember. Ini kata siapa? Dari mana dalilnya? Kata orang beriman atau tak beriman? Kalau sudah omong tentang beriman dan tak beriman, wah... lebih baik saya angkat bendera putih, tanda menyerah.

Natal Ala WikiLeaks

Copyright @ Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Dokumen itu saya curi dari Pentagon. Lalu menyebarkannya kepada tetangga. Apakah saya akan dipuja-puja sebagai juru selamat dunia? Boro-boro. Saya yakin seratus persen. Kontan hari ini juga saya sudah meringkuk di balik terali. Ditahan sebagai mata-mata, pencuri dan penjahat besar. Karena telah membocorkan rahasia negara.

Bertemu Tuan Anwar di Tropenmuseum

Copyright @ Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Saya mendongak, menatap ke atas gedung tua itu. Di tembok atasnya tampak relief ukiran keluarga petani. Tampak khas Indonesia. Gedung tua di Amsterdam yang tembok luarnya berhiaskan relief suasana Indonesia, bukanlah hal biasa. Ya, dulunya di gedung ini memang banyak tersimpan koleksi budaya Indonesia.

Jejak Penari Jawa di Mata Hari

Tulisan ini sudah dibukukan.

Dilarang plagiat! Copyright @ Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Catatan Penulis: Tulisan ini adalah rangkaian dari tulisan saya sebelumnya, klik "Babu Bugil di Paris, Anna The Javanese". Terpukau kagum. Begitu reaksi pengunjung di pameran dunia di Paris tahun 1889. Gemulai tari gadis-gadis Jawa berkulit gelap itu, membuat terpana para penonton yang umumnya bermata biru dan berambut pirang. Di abad ke-19 di Eropa, pertunjukan dari “dunia berkabut misteri” seperti Jawa, bukanlah pemandangan biasa bagi publik barat.