- Written by Walentina Waluyanti de Jonge
Pemimpin Berpoligami dan Nikah Siri?
Inilah Tipe yang Berpotensi Menjadi Pemimpin di Indonesia
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge -Nederland
Anggapan umum mengatakan orang rupawan dan berasal dari keluarga terpandang, cocok menjadi pemimpin. Tetapi tampilnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin, mematahkan anggapan tadi. Meskipun tidak jelek, tetapi Jokowi tidak tergolong ganteng-ganteng amat. Selain itu, ia berasal dari wong cilik, yang kemudian sukses mengangkat nasibnya.
- Written by Walentina Waluyanti de Jonge
Sakit Hati Soeharto pada Habibie
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge – Nederland
Soeharto merasa kejatuhannya pada 21 Mei 1998, antara lain karena pengkhianatan orang-orang yang justru dipercayainya. Ini terasa menyakitkan bagi Soeharto. Tetapi di antara sekian yang mengkhianatinya, yang paling membuat Soeharto sakit hati adalah Bacharuddin Jusuf Habibie.
- Written by Walentina Waluyanti
Belanda 5000 Tahun Lalu? Jejaknya di Sini
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge – Nederland
Belanda diperkirakan mulai didiami sekitar 5000 tahun lalu. Sebelumnya Belanda sama sekali tidak mungkin didiami karena seluruh permukaannya masih dilapisi es. Kemudian setelah zaman es berakhir, lapisan es yang menutupi Nederland mencair, setelah proses ribuan tahun, aliran dari es yang mencair itu membawa bebatuan dan membentuk timbunan batu raksasa yang terendam di dalam tanah.
- Written by Walentina Waluyanti
Berkunjung ke Rumah Karl Marx di Jerman
Penulis: Copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge –Nederland
Karl Marx lahir di kota yang terbilang sebagai kota tertua di Jerman. Nama kota itu adalah Trier. Karl Marx, seorang pemikir yang dikenal melahirkan gerakan kaum buruh sedunia. Pemikiran Marx kemudian menjadi dasar lahirnya paham komunis, meskipun pada mulanya dalam konsep Marx, belum disebut dengan istilah komunisme.
- Written by Walentina Waluyanti de Jonge
Bangsa Kelt, Cikal Bakal Orang Eropa
Penulis: Copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge - Nederland
Terdengar tiupan terompet sangat nyaring. Sungguh memekakkan kuping. Suara itu terdengar dekat sekali, dari arah belakang. Saya menoleh. Tepat di balik punggung saya, berdiri seorang pria Eropa. Ia berpakaian tradisional ala Celtic. Penampilannya bagai figur antik di dalam komik Asterix.
- Written by Walentina Waluyanti
Berkunjung ke Rumah Kelahiran Bung Hatta
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge - Nederland
Saya sempat berkunjung ke rumah kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi. Kunjungan saya itu dalam rangka menghadiri Hari Lahir Bung Hatta yang ke-113 tahun. Dalam perayaan tersebut, saya bersama putri Bung Hatta, Dra. Halida Hatta, M.A., Dr. Welmin Sunyi Ariningsih dan Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, sempat menjadi pembicara membahas buku karya saya berjudul “Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan”. Apa saja benda peninggalan Bung Hatta di rumah kelahirannya? Yuk, kita menjenguk rumah Bung Hatta!
- Written by Walentina Waluyanti
Ngintip Pembuatan Kapal VOC di Belanda
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge - Belanda
Saya dan pakar sejarah Dr. Baskara T. Wardaya, berkesempatan menyaksikan pembuatan kapal VOC di Batavia Stad di kota Lelystad yang terletak di Propinsi Flevoland, Belanda. Ratusan tahun lalu, kapal VOC dibuat secara manual, tanpa menggunakan teknologi mesin. Cara ini masih tetap dipertahankan hingga saat ini. Tradisi pembuatan kapal secara tradisional ini tetap dilestarikan oleh Belanda, terutama untuk menarik minat wisatawan.
- Written by Walentina Waluyanti
Berkunjung ke Persembunyian Anne Frank
Penulis: Copyright@Walentina Waluyanti de Jonge - Nederland
Anne Frank, kakak perempuannya, serta ayah ibunya pernah bermukim di Amsterdam. Anne yang lahir di Frankfurt am Main pada 12 Juni 1929, pindah dengan keluarganya ke Amsterdam pada tahun 1933. Sebetulnya keluarga Frank tadinya adalah penduduk Frankfurt am Main di Jerman. Namun sebagai keturunan Yahudi, mereka tak lagi merasa aman berdiam di Jerman. Sebab di Jerman ketika itu telah terlihat gelagat bahwa Hitler akan memusnahkan orang Yahudi. Akhirnya keluarga Frank pun lari dari Jerman.
- Written by Walentina Waluyanti
Minta Maaf pada PKI?
Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge
Menyaksikan para pakar internasional bidang sejarah, termasuk pakar dari Indonesia berbicara di Amsterdam, sungguh menarik. Bertempat di International Institute of Social History di Amsterdam, dari pagi hingga sore, saya menghadiri simposium membahas peristiwa 1965 di Indonesia, pada 1-2 Oktober 2015. Simposium ini berjudul “1965” Today – Living with the Indonesia massacres.
- Written by Walentina Waluyanti
Beginilah Putri Bung Hatta Membedah Buku Walentina Waluyanti: Seperti Drone
Catatan: Kegiatan ini diunggah di youtube, klik => watch
Putri bungsu Bung Hatta, Halida Hatta, hadir sebagai panelis dalam acara bedah buku karya Walentina Waluyanti de Jonge, 12 Agustus 2015 di kota kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi. Penyelenggara acara bedah buku ini adalah Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. Adapun penulis Walentina Waluyanti de Jonge diundang sebagai salah satu narasumber dalam acara bedah buku ini.
Para pembicara menerima tanda mata dari Kepala Perpustakaan Bung Hatta. Dari kiri: Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan (Guru Besar Sejarah dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas); Dra. Halida Hatta M.A (Putri Bung Hatta).; Kepala Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Drs. Yahyono SIP, M.Si; Walentina Waluyanti de Jonge (penulis buku); Deputi I Perpusakaan Nasional RI Dra. Hj. Welmin Sunyi Ariningsih M. Lib.; moderator diskusi Drs. Melvi Abra, M.Si.
Page 3 of 13