Inilah Ibu dari Universitas Sedunia yang Berani Menolak Tekanan Kekuasaan
Copyright @ Penulis: Walentina Waluyanti - Nederland
Saya baru kembali dari kunjungan ke sebuah kampus di Italia. Kampus yang dipenuhi mahasiwa ganteng dan mahasiswi cantik. Tapi yang lebih menarik perhatian, karena di universitas ini pernah ditandatangani piagam yang memberi spirit bagi kaum muda, terutama bagi para mahasiswa. Yaitu spirit untuk bebas mengembangkan riset dan ilmu pengetahuan, tanpa intervensi dan tekanan apapun.
“Semua universitas mesti menjamin kebebasan mahasiswa”, adalah salah satu kalimat yang dideklarasikan 25 tahun lalu di Bologna oleh ratusan universitas dari berbagai negara.
Universitas Bologna adalah universitas tertua di Eropa Barat, berusia 925 tahun. Selain salah satu yang tertua di Eropa, juga termasuk salah satu yang tertua di dunia.
Universitas ini diberi predikat “Ibu dari Semua Universitas”. Mengapa demikian, ini ada latar belakangnya yang catatan kecilnya terangkai di dalam tulisan ini.
Foto: Salah satu sudut deretan kelas di Universitas Bologna
Di musim semi menjelang akhir Oktober, Kota Bologna di Selatan Italia ini tidak begitu dingin. Sejuk dan cuacanya cerah. Kota pelajar ini termasuk salah satu pusat sejarah terbesar di Italia, yang masih terawat baik dan tetap dilestarikan. Hampir di setiap sudut kota, seperti di semua tempat di Italia, saya melihat banyak gedung ibadah kuno dengan arsitektur antik.
Ingin menulis tentang rumah ibadah? Wah, nanti bisa disangka sedang membawa misi agama tertentu. Saya hanyalah pencinta Sejarah, gemar mengoleksi berbagai literatur yang berhubungan dengan kesejarahan.Saat menulis tentang tokoh negarawan, ada yang mengaitkan ini dengan misi parpol tertentu. Padahal saya sama sekali tidak terkait dengan parpol, juga bukan pendukung parpol mana pun. Memang ada yang memuat artikel saya di website dan Facebook parpol. Namun sungguh, saya tidak mengenal mereka yang menempatkan artikel saya di situs dan Facebook parpol tersebut.
Politik dan agama tentu saja bukannya tanpa manfaat. Namun semua terpulang pada niat. Terkadang demi melanggengkan kekuasaan, politik dan agama bisa dilencengkan fungsinya tatkala diplintir, sehingga berpeluang mengekang kebebasan berpikir. Semua cabang ilmu pengetahuan harus bisa dilegitimasikan secara rasional, bebas dari tekanan dan kepentingan kekuasaan, dan inilah yang mendasari berdirinya Universitas Bologna yang saya kunjungi ini.
Foto: Mahasiswa di kampus Universitas Bologna
Independensi dan otonomi Universitas Bologna sebagai institusi riset yang bebas dari kekuasaan mana pun, dilegalkan di dalam Piagam Constitutio Habita tahun 1158. Piagam yang diterima dari Kaisar Frederik Barbarossa ini sangat berarti. Karena sejak itu Universitas Bologna secara sah menerima pengakuan sebagai lembaga pendidikan dan penelitian yang mandiri, bebas dari tekanan ekstrim Penguasa.
Kota Bologna selama berabad-abad sudah terkenal sebagai kota pelajar. Tentu ini tak terlepas dari reputasi Universitas Bologna. Dengan segala reputasinya, universitas ini tentulah punya keistimewaan. Apa saja keistimewaannya, berikut ini catatan kecil tentang UNIBO, singkatan lazim dari Universitas Bologna. Orang Italia menyebutnya Università di Bologna.
Memberi kontribusi bagi terbentuknya kodifikasi hukum di Eropa yang tersebar ke seluruh dunia
Secara resmi, tahun 1088 dicatat sebagai tahun berdirinya Universitas Bologna. Namun sebetulnya cikal-bakal universitas ini telah berawal sejak tahun 425 M, sebagai sekolah bagi para ahli hukum.
Foto: Gambar gedung universitas dan para alumni di abad lampau dipajang di museum universitas
Sistem hukum yang paling banyak memengaruhi konsep hukum di seluruh dunia, berasal dari hukum Romawi. Kitab hukum sipil Romawi sudah terkonsep sejak tahun 529 M dan tahun 534 M, dibuat atas perintah Kaisar Byzantium. Konsep hukum tersebut ditemukan kembali pada tahun 1070. Berdasarkan konsep hukum inilah, kemudian dikodifikasi menjadi hukum tertulis secara resmi oleh Irnerius, seorang ahli hukum dan salah satu pengajar pertama di Universitas Bologna.
Dari Universitas Bologna inilah untuk pertama kalinya disebarkan berlakunya kodifikasi hukum yang tersebar ke seluruh Eropa, yang hingga kini banyak memengaruhi hukum di negara-negara lain di dunia.
Salah satu produk hukum dari Universitas Bologna yang signifikan dalam mengubah haluan dunia adalah Undang-Undang yang menghapus perbudakan, Liber Paradisus Law tahun 1256. Melalui Undang-Undang ini, Bologna tercatat sebagai kota pertama di dunia yang menghapus perbudakan, yang kemudian diikuti oleh banyak negara lainnya.
Pada awalnya universitas ini dimulai dengan Fakultas Hukum, dengan mata pelajaran Yurisprudensi yang diberikan oleh Irnerius. Kemudian di akhir abad ke-11, ketika para ahli gramatika, retorika, dan logika ingin mendalami ilmu hukum, lembaga ini berkembang menjadi universitas, menyusul kemudian fakultas berbagai ilmu juga mulai dibuka.
Foto: Penulis Walentina Waluyanti de Jonge di Fakultas Hukum Universitas Bologna
Sampai sekarang gedung Fakultas Hukum dari abad lalu ini masih digunakan, disebut dengan nama Facolta di Giurisprudenza. Bangunan Fakultas Hukum yang terkesan kusam dan antik, seakan menguatkan sejarah panjang universitas ini.
Almamater para ilmuwan tersohor
Universitas Bologna menelurkan sederet filsuf, pemikir, penemu, seniman, dan para ilmuwan dunia. Citra ini membuat mahasiswanya dari generasi ke generasi terinspirasi untuk berprestasi sebaik pendahulu mereka.
Di antara para ilmuwan tersohor yang pernah kuliah di Universitas Bologna, adalah Nicolas Copernicus, seorang ilmuwan yang teorinya membawa perubahan besar bagi dunia.
Foto: Copernicus (kanan) alumni universitas, patungnya dipajang di Universitas Bologna
Di abad ke-16, orang masih meyakini teori geosentris, yaitu matahari beredar mengelilingi bumi. Teori ini lalu dipatahkan oleh Copernicus, yang pertama kali mengenalkan teori heliosentris, yaitu bumi dan planet lain berputar mengelilingi matahari. Namun Copernicus saat itu belum mampu mendukung teorinya dengan cukup bukti. Teori Copernicus ini kemudian disempurnakan, dan dibuktikan kebenarannya oleh Galileo Galilei dengan pembuktian empiris dan perhitungan akurat.
Saat Revolusi Industri, Universitas Bologna mulai mengembangkan Ilmu Teknologi. Di masa itu, Benjamin Franklin sempat studi di Universitas Bologna. Benjamin Franklin (tokoh pemimpin Revolusi Amerika dan penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Amerika), tercatat sebagai salah satu peletak dasar studi elektronik modern di universitas ini.
Foto: Dante Alighieri (kiri), alumni universitas, patungnya dipajang di Universitas Bologna
Dante Alighieri juga adalah alumni Universitas Bologna. Dante adalah sastrawan dengan karya masterpiece yang terkenal dalam sastra dunia, yaitu Divine Comedy. Dante Alighieri juga dikenal dengan julukan “Bapak Bahasa Italia”.
Alumni lain dari universitas ini adalah penemu radio dan peraih Nobel untuk bidang Fisika, yaitu Guglielmo Marconi. Juga ada Manuel Chrysoloras, pionir yang mengenalkan sastra Yunani ke dunia barat. Ilmuwan terkenal lain adalah Petrarch, Bapak Humanisme di zaman Rennaissance. Dan masih banyak lagi ilmuwan tingkat internasional yang merupakan alumni Universitas Bologna.
Fasilitas aneka museum di kompleks universitas
Mahasiswa dapat menikmati fasilitas untuk memperkaya wawasan melalui 22 museum di kompleks universitas. Museum universitas mengoleksi aneka benda, informasi, dan jejak berharga dunia ilmu pengetahuan dari masa lampau hingga kini. Bahkan kehidupan mahasiswa di abad lampau pun direkonstruksi di salah satu museum. Di antaranya ada ruang yang menggambarkan suasana kamar kost mahasiswa di abad lampau.
Foto: Rekonstruksi kamar kost mahasiswa Universitas Bologna di abad pertengahan
Museum di Universitas Bologna antara lain: Museum Instrumen Bedah, Museum Anatomi Manusia, Museum Zoologi, Museum Sejarah Alam, Museum Fisika, Museum Evolusi, Museum Antropologi, Taman Botani, Taman Herbarium, Museum Anatomi Hewan, Museum Obstetrical, Museum Mineralogi, Museum Geologi, Museum Anatomi Wax Model, Museum Anatomi Patologi dan Teratologi Hewan, Museum Arsitektur Militer, Museum Perbandingan Anatomi, Museum of Palazzo Poggi, Carducci Room, Museum of Shipping and Ancient Geographical Maps.
Kata “Alma Mater” berawal dari motto Universitas Bologna
Sekarang ini kata “almamater” adalah kata yang dikenal luas di Perguruan Tinggi. Namun awalnya, sejak didirikan tahun 1088 kata “Alma Mater” digunakan sebagai motto oleh Universitas Bologna, yaitu “Alma Mater Studiorum” (The Mother of Study). Dalam kultur Romawi klasik, kata “Alma Mater” merujuk pada kata “Ibu”, diidentifikasikan dengan Dewi Ceres, Dewi lambang kesuburan. Kemudian dengan pengaruh kultur Kristen, orang Italia juga mengidentifikasikan "Alma Mater" ini dengan Bunda Maria.
Sejak motto “Alma Mater” digunakan oleh Universitas Bologna tahun 1088, istilah ini kemudian digunakan oleh seluruh universitas di dunia, untuk menyatakan tempat mahasiswa menyelesaikan studinya.
Kata “Alma Mater” yang menjadi motto Universitas Bologna sejak tahun 1088, menginspirasi diberikannya gelar “Ibu dari Semua Universitas” kepada universitas ini. Gelar ini diberikan 25 tahun lalu oleh universitas dari berbagai negara, di hari peringatan 900 tahun Universitas Bologna, 18 September 1988.
Pengukuhan gelar Universitas Bologna sebagai “Ibu Semua Universitas”, ditandai dengan penandatanganan Piagam Magna Charta Universitatum Europaeum oleh 400 rektor universitas dari berbagai negara. Salah satu kalimat dalam Piagam tersebut adalah “Semua universitas mesti menjamin kebebasan mahasiswa”.
Upacara pengukuhan gelar ini berlangsung di Piazza Maggiore Bologna’s Main Square, lapangan yang merupakan salah satu wajah khas Kota Bologna.
Foto: Piazza Maggiore, tempat Universitas Bologna dikukuhkan sebagai “Ibu Semua Universitas”
Sejarahnya yang panjang sebagai “Alma Mater” dalam memperjuangkan kebebasan akademik dan otonomi pendidikan, di antaranya sejak didirikan tahun 1088 berani menolak pengaruh Gereja dan Penguasa untuk mengintervensi lembaga pendidikan; juga mengeluarkan UU menghapus perbudakan; membebaskan kaum wanita untuk memperoleh pendidikan tinggi (di abad lampau ini tak dibolehkan); membuat Universitas Bologna dipandang layak bergelar “Ibu dari Semua Universitas”.
Walentina Waluyanti
Bologna, 25 Oktober 2013
{backbutton}