Buat Ratna Irma, Putri Gadis Rasid

Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge – Nederland

Ratna Irma? Nama yang indah. Pemilik nama indah itu menyapa saya dan teman saya Iwan Satyanegara Kamah yang di website ini telah menulis artikel berjudul Chairil Anwar Mendapat Gadis" Gadis yang dimaksud dalam artikel ini, adalah Gadis Rasid, wanita pejuang yang patut dikenang sumbangsihnya semasa revolusi.

gadisrasid1-web

Artikel di atas rupanya terbaca pula oleh Ratna Irma, putri Gadis Rasid dan Henk J. Rondonuwu. Lengkapnya komentar Ratna Irma di artikel Iwan itu, adalah sebagai berikut,

selamat malam semua.. bersama ini saya ingin memperkenal'kan diri, dan juga saya sangat berterimakasih pada sdr iwan s kamah dan yanti dengan artikel ini..
~~ nama saya ratna irma.. ibu saya gadis rasid dan ayah saya henk j rondonuwu..
~~ sementara sekian dahulu perkenalan kita, mudah2an perkenalan ini bisa berlanjut..

Komentar Ibu Ratna Irma di atas, sudah dibaca oleh penulis artikel sendiri, yaitu Iwan Satyanegara Kamah. Lalu Iwan mengirimi saya email, bahwa almarhumah ibunda-nya tercinta, Sophia Kamah kenal baik dengan Gadis Rasid. Karena itu Iwan ingin sekali menghubungi Ratna Irma, putri Gadis Rasid.

Iwan juga mengirimi saya kliping koran tentang surat ibundanya, Sophia Kamah yang dikirim ke Redaksi Kompas, 5 Mei 1988. Isi surat ke Redaksi Kompas itu adalah rasa duka sekaligus keterkejutan Ibu Sophia Kamah, atas wafatnya sosok yang pernah dikenalnya dekat, yaitu Gadis Rasid.

Berikut ini isi surat Ibu Sophia Kamah berjudul “Selamat Jalan Gadis”, tentang kenangannya pada Gadis Rasid:

Saya sangat terkejut dan sedih begitu mengetahui kepergianmu yang begitu mendadak di harian Kompas 29 April 1988. Sejak perkenalan saya secara pribadi denganmu di tahun 1950, saya mendapat kesan kau adalah seorang wanita yang memiliki kepribadian dan wawasan yang sangat luas. Saat itu kita sedang mendampingi suami masing-masingdalam mempertahankan eksistensi harian Pedoman Rakyat di Ujung Pandang. Tahun 1953 kau meninggalkan Ujung Pandang dan baru pada tahun 1986, Tuhan mempertemukan kita kembali di Jakarta untuk saling melepas rindu. Dalam pertemuan itu, kita saling berjanji untuk bertemu kembali. Tetapi rupanya Tuhan telah menentukan, itulah pertemuan terakhir. Selamat jalan Gadis Rasid. Semoga amal baktimu diterima di sisi-Nya. Amin.

Iwan, terima kasih ya sudah mengirimi kliping koran yang ditulis dengan bahasa apik oleh almarhum ibumu, Sophia Kamah (lihat di bawah ini).

gadisrasid2-web

Kepada Ratna Irma, terima kasih banyak sudah berkenan berkomentar di website saya ini. Tentunya tak lupa juga saya menghaturkan terima kasih pada teman saya, Iwan Satyanegara Kamah atas artikelnya yang selalu mantap dan bermanfaat. *** (Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge)

fr wwWalentina Waluyanti de Jonge

Penulis buku "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen"

 

{backbutton}

Add comment