Bikin Penasaran Ahli: Karya Manusia Primitif dari Jawa

*) Dipajang di Museum Belanda

Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Salah satu mata rantai dari proses evolusi manusia menurut ilmuwan, adalah jenis Homo Erectus. Hal ini masih menjadi bahan perdebatan. Tetapi bukan itu yang dikemukakan di tulisan ini. Fosil Homo Erectus yang ditemukan di Trinil, Jawa Tengah oleh Eugene Dubois pada tahun 1891, masih menyisakan misteri lainnya. Dan inilah yang menjadi bahasan ilmuwan. Ini karena temuan kerang berukir yang hingga kini masih membuat ilmuwan penasaran. Mengapa penemuan kerang itu bikin penasaran?

schelp 600wm

Ukiran pada kerang yang diduga dibuat oleh Homo Erectus di Jawa, dipamerkan di Museum Naturalis Belanda. Gambar di bawah kerang menunjukkan detail ukiran. (Foto: Historischmagazine)

Museum Naturalis di Leiden Belanda memajang kulit kerang yang diduga berhubungan dengan kehidupan Homo Eerctus di Jawa. Yang bikin penasaran dari kerang itu adalah karena di kulitnya ditemukan ukiran geometris dengan motif zigzag. Hal ini dipublikasikan oleh para peneliti dari Leiden Universiteit dan Vrije Universiteit Amsterdam di Nature.

Ilmuwan menyimpulkan bahwa kulit kerang berukir itu minimal berusia sekitar 430.000 atau maksimal 540.000 tahun. Motif seperti ukiran pada kerang, juga ditemukan di Afrika. Tetapi ada bedanya antara kerang yang ditemukan di Jawa dan di Afrika. Kerang berukir yang ditemukan di Jawa, usianya empat kali lebih tua dibanding yang ditemukan di Afrika. Selain itu, kerang yang ditemukan para ahli di Afrika belum bisa disimpulkan apakah motif mirip ukiran itu karena proses alamiah, dibuat oleh binatang, ataukah karena proses pelapukan.

Tetapi kerang berukir yang ditemukan bersama Homo Erectus di Jawa ini bentuknya lain. Bentuk ukirannya yang zigzag teratur, menunjukkan patron itu sengaja dibuat. Diperkirakan, patron itu adalah buatan Homo Erectus. Para ilmuwan masih bertanya-tanya tentang makna patron ukiran yang berbentuk zigzag.

Baiklah, kita tinggalkan sejenak pertanyaan ilmuwan. Tugas sebagai ilmuwan, membuat mereka bersikap skeptis dalam memandang objek penelitian. Mereka tak mudah menyimpulkan sesuatu, sebelum hipotesis mereka dapat didukung oleh sejumlah bukti yang kuat.

Sebetulnya yang menjadi masalah bagi para ahli, bukan sekadar ukiran di atas kerang itu. Masalahnya adalah hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa dibanding Homo Sapiens (jenis manusia yang lebih modern), Homo Erectus ini lebih “primitif”.Primitif, artinya Homo Erectus belum memiliki kemampuan mengkreasi sesuatu. Kesimpulan tadi ternyata bertentangan dengan temuan ukiran zigzag yang ditemukan di kulit kerang (jika benar ukiran itu dibuat oleh Homo Erectus).

Sebelumnya ilmuwan percaya bahwa Homo Erectus atau disebut “Manusia Jawa” belum mengenal seni, kultur, agama, juga belum mengenal ritual penguburan. Bahkan tadinya para ahli menyimpulkan bahwa Homo Erectus tidak bisa mengembangkan peralatan lainnya, selain menggunakan batu untuk menghancurkan makanan. Teori bahwa Homo Erectus di Jawa masih “primitif” berdasarkan argumen bahwa ukuran rongga otaknya yang kecil. Tetapi teori ini dibantah oleh Dr. Ralph Holloway, ahli neuroanatomi dari Columbian University.

holbewoners1

Menurut penelitian Holloway, adanya bentuk asimetris yang jelas pada dua belahan otak dari Homo Erectus, membuktikan bahwa Homo Erectus bisa melakukan tugas-tugas dan keterampilan tertentu. Homo Erectus juga sanggup menyesuaikan diri di lingkungan yang berbeda-beda, dan sanggup mengembangkan keterampilannya. Holloway juga menyimpulkan Homo Erectus mampu menyampaikan pikirannya melalui kata-kata.

Jika penelitian Holloway itu benar, maka bukan tak mungkin, Homo Erectus atau “Manusia Jawa” tidak primitif-primitif amat kalau untuk sekadar membuat ukiran dengan motif zigzag. Ah, namanya saja ilmuwan. Ukiran kecil di atas kulit kerang pun bisa menjadi persoalan serius memeras otak… bahkan menjadi pajangan berharga di museum *** (Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge, historical book writer)

Baca juga, silakan klik: 

Di Sini Masih Tersisa Jejak Belanda 5000 Tahun Lalu

Kisah 2000 Tahun Lalu, Ketika Belanda Masih Dijajah dan Masih Buta Huruf

Asal Mula Aksara Purba

fr wwWalentina Waluyanti

About Me

 

{backbutton}

Add comment