Berkunjung ke Rumah Karl Marx di Jerman
Penulis: Copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge –Nederland
Karl Marx lahir di kota yang terbilang sebagai kota tertua di Jerman. Nama kota itu adalah Trier. Karl Marx, seorang pemikir yang dikenal melahirkan gerakan kaum buruh sedunia. Pemikiran Marx kemudian menjadi dasar lahirnya paham komunis, meskipun pada mulanya dalam konsep Marx, belum disebut dengan istilah komunisme.
Foto: Jalan di sebelah kanan adalah jalan menuju rumah Karl Marx.
Foto: J. de Jonge di depan rumah Karl Marx
Tak pelak, Karl Marx merupakan salah satu tokoh yang pemikirannya ikut memberi pengaruh dalam perputaran sejarah dunia. Lenin, tokoh pemimpin komunis Rusia mengatakan, “Ajaran Karl Marx adalah ajaran yang penuh kekuatan, sebab ajarannya itu benar”. Ini adalah pendapat Lenin yang dicetuskan pada masanya. Kini, tentu saja pendapat Lenin tadi masih bisa diperdebatkan.
Karena saya bermukim di Belanda, tidak sulit melewatkan waktu luang untuk berakhir pekan di Jerman. Saya tertarik mengunjungi Trier, selain karena Karl Marx lahir di kota ini, juga karena Trier dikenal dengan sejarahnya yang panjang sebagai kota tertua di Jerman. Pagi-pagi sekali kami bersiap-siap mengemudi berangkat ke Trier, kota kelahiran Karl Marx di Jerman. Perjalanan ke kota Trier dari kediaman kami di Belanda, memakan waktu sekitar 5 jam. Saya dan suami bergantian mengemudi.Begitu tiba, terlebih dahulu kami mengaso di hotel di kota tersebut, yaitu Hotel Ibis yang terletak di pusat kota. Setelah membereskan barang-barang di hotel, kami berkesempatan melihat-lihat pusat kota.
Kote Trier didirikan oleh bangsa Kelt atau Celtic (Tentang bangsa Cetic, klik: Bangsa Kelt, Cikal Bakal Orang Eropa). Kemudian kota ini ditaklukkan oleh bangsa Romawi. Jejak peninggalan bangsa Romawi masih terlihat antara lain pada bangunan kuno khas Romawi (foto di bawah).
Foto: Salah satu bangunan peninggalan zaman Romawi di Kota Trier.
Karl Marx lahir pada 5 Mei 1818 di rumah tiga tingkat di kota Trier. Pada masa tuanya ia hidup dalam kemiskinan, meskipun sebetulnya Karl Marx lahir dari keluarga berada. Ayahnya, Heinrich Marx adalah seorang advokat keturunan Yahudi yang awalnya beragama Katolik, kemudian pindah ke agama Protestan. Ibunya, Henriëtte Preszburg seorang keturunan Belanda. Meskipun lahir dari keluarga beragama, namun Karl Marx sendiri lebih memilih sebagai penganut atheis, tidak percaya adanya Tuhan.
Sebagai pemikir, Karl Marx melahirkan banyak karya tulis. Tulisannya yang paling terkenal dan paling fenomenal, berjudul “Das Kapital” dan “Manifesto Kumunis”. Karya yang disebut terakhir disusun bersama Friedrich Engels, yang dimaksudkan disusun untuk program gerakan kaum buruh untuk menumbangkan kapitalisme yang ketika itu melanda dunia. Kapitalisme dianggap menyengsarakan hidup kaum buruh sehingga semakin terpuruk ke dalam kemiskinan, yang dirasakan langsung oleh Karl Marx sendiri. Ia begitu miskin, sehingga selalu hidup dari hutang.
Foto: Penulis Walentina Waluyanti di halaman rumah Karl Marx.
Foto: Salah satu sudut pekarangan rumah Karl Marx.
Rumah kelahiran Karl Marx ditemukan baru pada sekitar tahun 1904. Di rumah kelahiran Karl Marx yang kini dikelola sebagai museum, dipertunjukkan berbagai peristiwa terkait riwayat dan pemikiran Karl Marx, termasuk tentang pemikirannya yang memengaruhi lahirnya komunisme. Semua itu dipertunjukkan dalam bentuk catatan, foto, film, buku yang dikemas dalam bentuk pameran.
Karl Marx menetap di Trier hingga usia belasan tahun saat ia bersekolah di sekolah menengah. Setelah itu ia berangkat ke Bonn untuk menempuh studi Ilmu Hukum Perguruan Tinggi. Setelah menjadi sarjana, mungkin Karl Marx sendiri tidak menyangka bahwa pemikiran-pemikirannya yang mendasari komunisme, membuat negara kelahirannya pernah terbagi menjadi dua. Jerman Timur (komunis) dan Jerman Barat (non-komunis), Bahkan dunia juga terbelah. Yaitu terbagi menjadi Blok Timur dan Blok Barat. Blok komunis dan non-komunis. Di rumah Karl Marx bisa disaksikan rekonstruksi sejarah bagaimana dunia “terbelah”, juga bagaimana Jerman dipisahkan oleh tembok Berlin. Foto di bawah ini adalah papan yang dipasang di perbatasan Jerman Barat dan Jerman Timur.
Foto: Papan tanda perbatasan antara Jerman Timur yang komunis dan Jerman Barat yang non-komunis, ditunjukkan pula di rumah Karl Marx.
Rumah kelahiran Karl Marx pertama kali dibuka pada tahun 1983. Setiap tahun rumah ini dikunjungi ribuan orang dari seluruh dunia. Rumah Karl Marx ini dekat dengan pusat perbelanjaan dengan banyak monumen budaya di sekitarnya. Jalan tempat rumah ini berada sebetulnya berupa sebuah gang kecil, yang pada zaman Romawi merupakan jalan gerbang jembatan. Di rumah ini juga pengunjung bisa membeli buku, souvenir, baju kaos, patung, dan berbagai pernak-pernik yang berhubungan dengan Karl Marx.
Foto: Pernak-pernik terkait Karl Marx dijual di rumah kelahiran Karl Marx.
Foto: Salah satu sudut yang menjelaskan tentang sejarah pemikiran Karl Marx dan lahirnya komunisme di seluruh dunia.
Saya telah melihat seluruh perjalanan sejarah Karl Marx dan perjalanan komunisme di dunia yang penjelasannya terpampang lengkap di rumah museum ini. Semua dideskripsikan dalam bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Setelah melihat rumah Karl Marx, saya berkeliling di pusat perbelanjaan di sekitarnya. Juga banyak bertebaran kedai makan. Saya tertarik mengunjungi salah satu kedai sea food yang terkenal di Jerman. Hmm, nikmat juga menikmati ikan goreng, kentang dan salad.
Foto: Sea-food ala Kota Trier, kota kelahiran Karl Marx
Sambil menyantap makanan, saya mencoba mencerna semua yang telah saya lihat di rumah Karl Marx. Apakah benar ramalan Karl Marx bahwa kapitalisme akan menuju keruntuhan? Sayangnya Karl Marx bukan seorang peramal. Ia adalah seorang pemikir. Mungkin itu sebabnya ramalannya meleset (?). Alih-alih runtuh, kapitalisme tampaknya semakin jaya. *** (Penulis dan foto: Copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge, histiorical book writer)
Walentina Waluyanti de Jonge
Penulis buku “Sukarno-Hatta: Bukan Proklamator Paksaan”
Baca juga, silakan klik:
Berkunjung ke Rumah Kelahiran Bung Hatta
Penyebab Mengapa Komunis Harus Atheis
{backbutton}