Berkunjung Ke Makam Vasco da Gama:
Awal Masuknya Portugis ke Nusantara
Penulis: Copyright @ Walentina Waluyanti - Belanda
Telah lama Raja Manuel I dari Portugal mencari nakhoda yang bersedia menempuh perjalanan ke Asia melewati Afrika. Ini adalah rencana kerajaan yang 80 tahun sebelumnya telah dirancang. Tujuannya tidak lain untuk mencari rempah-rempah. Kerajaan-kerajaan di Eropa ketika itu memang berlomba-lomba mencari route ke Asia demi memperoleh rempah-rempah.
Foto: Keberangkatan Vasco da Gama ke Asia dilepas oleh Raja Portugal.
Pada awal abad ke-16, rempah-rempah memang menjadi komoditi paling menguntungkan. Siapa yang bisa menguasai perdagangan rempah-rempah, berarti kejayaan dan kekayaan ada di depan mata. Karenanya, Raja Portugis terus berusaha mencari cara agar bisa memperoleh akses langsung ke sumber rempah-rempah di Asia. Akhirnya Raja Portugal yang mensponsori perjalanan itu pun bertemu Vasco da Gama, yang kemudian terpilih untuk memimpin ekspedisi ke Asia.
Di lokasi keberangkatan Vasco da Gama dari Lisabon ke benua Asia, kini dibangun monumen Padrão dos Descobrimentos untuk mengenang kepahlawanan para pelaut Portugis. Di bawah ini ketika penulis mengunjungi monumen tersebut yang menghadap ke laut, di Lisabon, Portugal.
Penulis di Lisabon Portugal. lokasi keberangkatan Vasco da Gama ke Asia. (Foto: Walentina Waluyanti)
Vasco dan Gama memulai perjalanannya pada 8 Juli 1497 dengan 4 kapal dan 118 awak kapal. Ia menuju ke arah Timur Laut, mengelilingi Tanjung Harapan. Beberapa tahun sebelumnya, penjelajah Bartolomeus Diaz menemukan Tanjung Harapan ini, yang terletak di ujung Afrika Selatan. Replika kapal penjelajah Portugis untuk menemukan benua baru, sempat dipotret oleh penulis saat berkunjung ke benteng "Fort da Ponta da Bandeira" di Lagos, Portugal.
Foto: Replika kapal Portugis yang digunakan pada abad ke-16.
Portugal memang berseberangan laut dengan benua Afrika. Telah lama bangsa Portugis mempunyai hubungan dagang dengan daerah-daerah di pantai Afrika Utara dan Afrika Barat. Setelah ditemukan kompas, pelaut-pelaut itu berlayar makin jauh sampai ke Afrika Selatan, dan akhirnya ditemukanlah Tanjung Harapan oleh Bartolomeus Diaz. Melalui Tanjung Harapan inilah, Raja Portugis mengharapkan dapat ditemukan jalan menuju sumber penghasil rempah-rempah di Asia. Untuk misi inilah Vasco da Gama melakukan perjalanannya.
Foto: Vasco da Gama
Benar saja, setelah menyusuri jalur via Tanjung Harapan, akhirnya Vasco da Gama berhasil mencapai Asia. Ia melabuhkan kapalnya pada tahun 1498 di India. Sejak Vasco da Gama menemukan jalur laut ke Asia, selanjutnya kapal-kapal Portugis berikutnya mulai ramai berdatangan ke Asia, berdagang dan mencari rempah-rempah. Dari Asia Selatan, bangsa Portugis berlayar ke Selat Malaka dan akhirnya ke Nusantara, hingga akhirnya bercokol di Maluku dan sekitarnya, termasuk di Flores/Timor.
Hingga kini jejak bangsa Portugis di Indonesia masih bisa terlihat terutama di daerah Timor di Indonesia. Di Flores/Timor, masih banyak penduduknya yang menggunakan nama belakang dari Portugis, misalnya Lemos, Fernandez, da Cunha, da Lopes, de Fretez, Pareira, da Silva, Carascalao, dst. Begitu pula banyak kata serapan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Portugis, misalnya gereja (igreja), meja (mesa), kereta (carreta), jendela (janela), keju (queijo), kampung (campo), boneka (boneca), bangku (banco), bendera (bandeira), dan masih banyak lagi. Musik keroncong pun sebetulnya berakar dari musik tradisional Portugis, yang dibawa oleh pelaut-pelaut Portugis. Bangsa Portugis pula yang pertama kali membawa pengaruh agama Katolik di daerah koloninya di Indonesia.
Kedatangan Vasco da Gama ke India merupakan awal masuknya penjajahan Portugis di India, hingga akhirnya pelaut-pelaut Portugis menemukan Maluku pada tahun 1512 (sebelumnya mereka tiba di Malaka tahun 1509). Kedatangan Vasco da Gama di India, sekaligus mengawali jalan bagi masuknya kolonialisme Eropa di Asia, termasuk di kepulauan Nusantara. Bangsa Portugis tercatat sebagai bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara.
Perjalanan Vasco da Gama yang menemukan India itu, merupakan sukses besar bagi bangsa Portugis. Seperti Indonesia, India juga merupakan penghasil rempah-rempah. Berawal dari India, pada tahun-tahun berikutnya bangsa Portugis meluaskan ekspansinya ke negara-negara lain di Asia. Kerajaan Portugal pernah menjadi kerajaan terkaya di Eropa karena monopolinya atas perdagangan rempah-rempah ini.
Ilustrasi Vasco da Gama tiba di India.
Atas keberhasilannya menemukan jalur ke Asia, Vasco da Gama dianugerahi gelar kebangsawanan. Dari Raja Manuel, ia juga mendapat gelar sebagai "Admiral Samudera Hindia". Selanjutnya Vasco da Gama sempat kembali lagi ke India. Perjalanannya yang kedua kali ke India yaitu pada tahun 1502 dengan 20 armada kapal perang. Dan untuk ketiga kalinya, ia kembali diutus oleh Raja untuk ke India, dan bertugas sebagai Raja muda mewakili Portugis pada tahun 1524. Namun tak lama setibanya di Goa, ia sakit malaria, dan pada tahun yang sama ia meninggal pada malam natal di kota Cochin.
Jenazah Vasco da Gama dipindahkan dari India ke Gereja di Lisabon
Jasa Vasco da Gama yang telah menemukan route ke daerah penghasil rempah di Asia, dikenang oleh bangsa Portugis. Ia dianggap sebagai pahlawan yang pernah membawa bangsa Portugis kepada zaman kejayaan. Vasco da Gama menjadi salah satu pahlawan yang paling dihormati oleh kerajaan dan bangsa Portugis. Maka pada tahun 1529, jenazah Vasco da Gama dipindahkan ke gereja nan megah di Portugal.
Penulis di depan gereja tempat Vasco da Gama dimakamkan. (Foto: Walentina Waluyanti)
Vasco da Gama dimakamkan di tempat terhormat yaitu di gereja Santa Maria. Gereja ini terletak di dalam kompleks biara sangat besar dan megah. Bangunan ini merupakan bangunan terpenting dan bersejarah di Lisabon. Bersama Vasco da Gama, di dalam gereja ini juga dimakamkan para bangsawan dan pujangga besar Portugal, yaitu Fernando Pessoa. Gereja ini terletak di dalam kompleks biara di Mosteiro de Santa Maria di kota Belém, Lisabon.
Penulis menyempatkan untuk mengunjungi makam Vasco da Gama di Lisabon Portugal (foto di bawah), yang setiap hari banyak dikunjungi turis dari seluruh dunia. Setiap orang harus berdiri lamaaa di antrian panjang sebelum akhirnya bisa memasuki makam Vasco da Gama yang terletak di kompleks biara yang sangat besar bagai istana. Pada abad lalu orang Eropa punya tradisi menguburkan orang-orang terpandang di dalam gereja. Di atas makamnya dibangun patung Vasco da Gama, yang seolah terbaring dengan tenang.
Vasco da Gama memang tidak pernah sempat sampai ke Nusantara. Namun Vasco da Gama merupakan pionir yang menemukan jalur laut ke Asia, sehingga bangsa Portugis dapat sampai ke Nusantara. Melalui pelaut-pelaut Portugis, sentuhan kultur Portugis pada kultur Indonesia pun tetap melekat hingga kini. *** (Penulis: Walentina Waluyanti)
Penulis di depan makam Vasco da Gama (Foto: Walentina Waluyanti)
Suasana di dalam gereja Santa Maria tempat Vasco da Gama dimakamkan.
Walentina Waluyanti
Penulis buku “Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen”
{backbutton}