Budaya Membaca Rendah, Copas Meningkat

Penulis: copyright @ Walentina Waluyanti de Jonge – Nederland

Arti harafiah dari copy paste, kadang mengaburkan esensi yang menjadi fokus sebenarnya, yaitu plagiasi. Karenanya jika menggunakan istilah copy paste, orang lalu pikir so what?  Padahal masalah plagiasi lebih daripada sekadar copy paste. Plagiasi juga menyangkut masalah mentalitas. Dan kerap tak disadari, plagiasi juga menyangkut masalah pelanggaran hukum.

Masalah Plagiat dan Sumber Pustaka

Penulis: Walentina Waluyanti

Untuk memasuki masalah plagiasi, harus dipahami 2 unsur yang ada di dalam tulisan. Yaitu pemaparan fakta dan pemaparan daya cipta (ide/isme/opini/pikiran). John F. Kennedy mati ditembak adalah pemaparan fakta. Sedangkan pemaparan daya cipta misalnya ide dan opini, contohnya kalimat ciptaan Kennedy, “That is my country, right or wrong”.

Isyarat Kincir Angin

Penulis: Walentina Waluyanti - Belanda

Ada banyak peribahasa di Belanda yang terinsiprasi dari kata-kata “kincir angin”. Tak heran, karena kincir angin memang sudah menjadi bagian dari tradisi Belanda. Ini pun memengaruhi kultur mereka, termasuk dalam berbahasa. Misalnya peribahasa “Kincir angin saya sudah tidak berputar”, artinya gigi saya buruk. “Dia berjalan dengan kincir angin”, artinya dia gila. “Kincir angin tak berputar, tak ada terigu”, artinya tanpa tenaga kerja, orang tidak mencapai hasil apa-apa.

Cyberbullying, Taktik Dongkrak Rating?

Penulis: Walentina Waluyanti – Belanda

Beberapa hari ini saya bisa bebas tugas dan kurang enak badan. Sehingga membuat saya bisa sedikit leyeh-leyeh. Ahhh… sedikit lepas dari rutinitas harian. Saya membuka-buka beberapa situs dan blog. Melihat-lihat tulisan dan komentar teman-teman dunia maya. Antara lain di beberapa komunitas jurnalisme warga. Membuka-buka beberapa situs, ternyata memang tak sulit menemukan kasus bullying. Tampaknya hal ini  sangat mudah tersulut di dunia maya.

Cipika-cipiki Antar Pria, Janggal di Belanda

*) Soal Adat di Belanda

Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Tips ini ditujukan terutama bagi pendatang baru yang sebelumnya sama sekali belum pernah hidup di Eropa, khususnya Belanda.

Mengintip Sekolah Calon Pastor

Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Catatan pengantar: Paus Franciscus Jorge Mario Borgeglio terpilih sebagai Paus, 13 Maret 2013. Karena itu saya terinspirasi menulis tentang Seminari, sekolah calon imam/pastor (di Jawa disebut 'Pastur' atau 'Romo'). Sebelum menjadi Paus, tentu ia telah melewati masa pengabdian sebagai Pastor, dan jauh sebelumnya juga digodok di sekolah Seminari. Sekolah Seminari tersebar di seluruh dunia, (pernah) berada di bawah hierarki Vatikan, termasuk Seminari di seluruh Indonesia.

Banjir Jakarta dan Sajak Rendra

Author: Walentina Waluyanti – Belanda

Ciliwung bagai lidah terjulur. Ciliwung yang manis tunjukkan lenggoknya… menyindir gedung-gedung kota Jakarta. Begitu tulis Rendra dalam puisinya tentang Ciliwung. Kalau Rendra masih hidup, mungkin ia sadar, kini Ciliwung juga seolah menyindir istana. Soalnya luapan Ciliwung juga masuk halaman istana. Dan presiden pun gulung celana.

Pohon Warisan Nenek Moyang Hindu

Penulis: Walentina Waluyanti – Belanda

Awas, nak! Jangan makan sesajen di bawah pohon itu! Bisa kualat! Itu kata orangtua. Tapi dasar anak-anak. Peduli amat dengan larangan itu. Makanan itu terlalu menggiurkan untuk dianggurin.

Pasar Kaget di Hari Ratu

Walentina Waluyanti – Nederland

Danau dekat rumah? Ini tempat favorit saya. Di tepinya, saya suka berjalan-jalan menghirup udara segar. Suasananya asri dan sejuk. Di hari biasa, tempatnya selalu tenang. Paling hanya celotehan angsa, bebek, dan kicauan burung. Ataupun desau rimbunan tanaman dan pepohonan. Tapi hari itu pemandangan menjadi lain.

Ohmynews Ambruk dalam Kehormatan

Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Barisan pendukungnya jumlahnya seperti pasukan perang. Secara manajerial, tak ada yang bisa menyingkirkannya. Karena Ohmynews berdiri mandiri tak tergantung pada management luar. Walau namanya jurnalisme warga, namun otak di baliknya adalah seorang profesional. Pemilik Ohmynews punya gelar master dari pendidikan jurnalistik, dan PhD bidang komunikasi massa. Namun gelar yang mengindikasikan profesionalisme tadi, ternyata bukan jaminan. Jatuh, bangkit, menang, kalah, adalah soal biasa dalam hidup. Tak ada yang bisa melawan jika seleksi alam telah berbicara. Tapi pertanyaan ini tetap menggelitik. Bagaimana kok media jurnalisme warga raksasa sekelas Ohmynews yang membayar para staf dan kontributornya bisa jatuh? Mengapa? Yang jelas, jatuhnya Ohmynews menunjukkan uang bukanlah jaminan segalanya. Namun begitu, salut buat media ini. Sebab jatuh dalam idealisme adalah lebih terhormat.