Pengalaman Liburan dengan Caravan di Eropa

Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge  - Nederland

Anda bisa ditangkap polisi di Eropa, jika camping di sembarang tempat, bukan di area camping yang resmi. Pasalnya, tempat camping menyediakan sarana dan fasilitas yang sama dengan hotel, sehingga menghindarkan terjadinya pencemaran lingkungan akibat camping liar.

DSC 1156 022a

Foto: Penulis dan Kiki di tenda caravan.

Menginap di tempat camping di Eropa sama saja dengan menginap di “hotel alam”. Bedanya adalah fasilitas mandi/toilet di hotel letaknya bersatu dengan kamar, sedangkan di area camping fasilitas sanitasi (mandi cuci, toilet), terletak dalam satu gedung. Bahkan di area tempat memarkir caravan/tenda ada sambungan kran air dan listrik yang bisa digunakan. Orang bisa menginap di tengah alam dengan beberapa pilihan misalnya di tenda, caravan/camper.

Kalaupun ogah menginap di tengah alam, tempat camping juga menyediakan kamar untuk menginap. Kamar itu bisa berupa bungalow, villa, ataupun kamar yang dibuat menyerupai caravan (tidak untuk dikendarai).

DSC 2868 030a

Foto: Lokasi camping menyediakan tempat penginapan yang menyerupai bentuk caravan.

Di tempat camping ada gedung khusus dengan fasilitas sanitasi (mandi cuci, toiltet). Bahkan ada ruang untuk mesin cuci, ruang menjemur pakaian, kulkas, freezer besar, dapur, microwave, kursi dan meja, tersedia di tempat camping. Juga ada kolam renang, restoran, cafe, wifi, toko, tempat bermain untuk anak, perpustakaan, dan fasilitas lain seperti yang disediakan di hotel.

DSC 2867 029a

Gedung sanitasi (mandi, cuci, toilet) di lokasi camping.

DSC 2870 031a

Sebagian dari deretan kamar mandi dan toilet di lokasi camping, yang selalu terjaga kebersihannya.

DSC 2874 032a

Tempat mencuci peralatan dapur bagi para campers, senantiasa bersih.

Saya dan keluarga biasanya memilih camping pada musim panas. Pada musim dingin umumnya area camping ditutup. Dan baru dibuka pada April. Dan cuaca bulan April di Eropa, belum bisa dikatakan hangat. Pada malam hari, temperatur bisa pada titik beku. Meskipun temperatur April masih terbilang dingin, toh kami tertarik juga mencoba bagaimana rasanya camping di tengah cuaca dingin.

Selama ini kami selalu camping pada musim panas. Mengapa tidak mencoba pada suhu dingin? Bukankah di caravan kami ada penghangat ruangan? Tidak ada salahnya mencoba. Dari rumah, saya menyiapkan semua yang diperlukan.   Yang utama selimut tebal tentu saja, pakaian cukup, dan bahan makanan.

Caravan pada dasarnya adalah “holiday bus” yang di dalamnya dilengkapi dengan tempat tidur, kulkas, dapur kecil untuk memasak, toilet, pemanas ruangan, lemari pakaian.

DSC 2141 036a

Foto: Penulis Walentina di dapur di dalam caravan.

Ada peraturan yang melarang mobil dan caravan/camper membawa beban melebihi batas yang ditentukan. Oleh karenanya perabot dan peralatan yang dibawa saat camping umumnya semua serba ringan. Misalnya piring dan gelas plastik, kursi dan meja lipat ringan, dan berbagai barang bawaan yang kesemuanya kalau dikumpulkan tidak boleh melebihi beban sesuai peraturan.

Tempat camping favorit saya adalah sebuah tempat camping di dekat Luxemburg. Saya suka sekali dengan tempat camping ini karena fasilitas sanitasi-nya yang sangat bersih. Saya lihat petugas kebersihan dalam sehari beberapa kali datang mengecek kebersihan. Saya sangat suka dengan pemandangan dan udara pegunungannya yang sejuk dan segar.

Dari kediaman kami di Belanda, kami berkendara sekitar 5 jam untuk menuju tempat camping ini. Dalam perjalanan, kadang-kadang kami mengaso sebentar, sambil menikmati teh/kopi dan makan ala kadarnya di dalam caravan.

DSC 2769 028a

Foto: Jan de Jonge menikmati sarapan pagi di dalam caravan.

Akhirnya kami tiba di tempat camping. Pintu gerbang ditutup dengan portal besi yang tidak akan terbuka sebelum pengunjung melapor terlebih dahulu ke resepsionis. Setelah kami memberitahu bahwa kami akan menginap, kami menerima kartu yang dilengkapi sistem sensor. Tanpa kartu ini, portal besi tidak akan terbuka, dan ini artinya mbil dan caravan juga tidak akan mungkin bisa masuk ke dalam area camping. Sistem ini persis dengan sistem di hotel, yang tidak mungkin bisa masuk ke kamar hotel tanpa menggunakan kartu.

Resepsionis mengatakan kami boleh memilih tempat mana saja yang kami suka, berhubung bulan April ini belum banyak yang camping. Maklum udara masih cukup dingin.

DSC 2878 033a

Foto: Di lokasi camping, tampak pohon-pohon masih belum tumbuh dedaunannya, pertanda suhu masih cukup dingin.

Tapi saya lihat pasangan muda yang camping dengan hanya menggunakan tenda kecil (tanpa caravan). Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka bisa tahan saat dingin datang menyergap pada tengah malam?

Begitu mendapatkan tempat yang kami inginkan, caravan segera diparkir di tempat. Di setiap tempat memasang tenda.caravan, ada kran air. Kami segera memasang tenda. Ada 2 macam tenda untuk caravan. Kalau musim panas kami memasang tenda terbuka. Kalau udara dingin kami memasang tenda tertutup, sehingga kami bisa tetap hangat di dalam tenda.

DSC 2892 034a

Foto: Jan menikmati sinar matahari. Tenda tertutup di caravan, saat udara sedang dingin.

DSC 1188 035a

Foto: Jan dan dan Kiki di tenda caravan. Saat musim panas, digunakan tenda terbuka.

Tak lupa kami memasang karpet di dalam tenda, agar udara dingin dari tanah tidak menguap ke dalam tenda.  Tidak lupa tentu juga meja dan kursi di tenda, meskipun di dalam caravan sebetulnya sudah ada kursi dan meja juga.

Legaaa… semuanya sudah selesai terpasang. Menjelang makan malam, saya menyiapkan sate ayam, racikan bumbu kacang, acar dan mentimun. Suami bertugas membakar sate.

DSC 2728 026a

Foto: Jan bakar sate untuk makan malam.

Aduh, rasanya nikmat betul makan sate di tempat camping di tengah udara terbuka. Tetapi rasanya sih, makan apa saja kalau saat camping, semuanya jadi enak. Bahkan cuma makan indo mie pun rasanya pun enak betul. Memasak makanan sendiri, sangat saya nikmati saat camping... sesuatu yang tidak begitu mudah dilakukan kalau menginap di hotel.

DSC 2759 027a

Foto: Menikmati sate racikan sendiri saat camping... maknyuuus!

Salah satu momen yang buat saya nikmat betul saat camping, adalah sarapan. Begitu usai mandi, dengan tubuh yang segar, di tengah sejuknya udara terbuka, bisa langsung menikmati sarapan dan minuman hangat. Di beberapa tempat camping ada yang menyediakan roti fresh dari oven, bahkan ada juga yang mengantarkannya langsung setiap pagi ke caravan.

DSC 1569 023a

Foto: Menu sarapan pagi di caravan.

Saat malam, udara menjadi lebih dingin. Tetapi dinginnya masih bisa ditolerir. Kami merasa belum perlu menyalakan pemanas ruangan. Toh kami berada di dalam caravan dengan pintu tertutup dan selimut tebal. Tetapi ada suatu malam ketika tengah malam, angin kencang, hujan lebat, rasanya dinginnya seperti winter. Nah, saat itulah kami menggunakan pemanas ruangan.

Camping tidak berarti sepanjang hari terus-terusan tinggal di tempat camping. Jika tidak berinternet ataupun membaca, Anda bisa berkendara, jalan-jalan ataupun bersepeda ke objek wisata yang diinginkan. Keuntungan dari camping di Luxemburg ini, kita bisa melihat objek wisata di negara lain seperti Jerman, Belgia, ataupun ke daerah dekat perbatasan Perancis. Di antaranya saya berkunjung ke museum Kelten (cukal bakal orang Eropa Barat) => kisah tentang orang Kelten, klik Orang Kelten. Saya juga berkunjung ke kota yang menelan 19.000 serdadu Amerika, kisahnya pernah saya tulis => di sini.

DSC 2550 024a

Penulis Walentina di tank yang digunakan saat PD II di kota Bastogne, kota yang menelan koran 19.000 serdadu Amerika.

Keasyikan camping seperti ini, membuat suhu dingin tidak lagi menjadi penghalang. Yang penting makan cukup, memakai pakaian tebal/kaos kaki/sarung tangan/syal/sepatu tahan dingin. Lebih baik lagi jika sebelumnya berolahraga teratur untuk menjaga stamina agar tetap sehat dan fit.

fr wwWalentina Waluyanti de Jonge

Nederland, 15 April 2017

 

{backbutton}

Add comment