Jokowi, Ini yang Cantik dari Bantar Gebang!

Penulis: Walentina Waluyanti

Siapa sangka semua yang cantik di depan mata saya ini berasal dari Bantar Gebang? Dan semua ini tadinya dikais dari gunungan sampah? Ya, pameran Dutch Design Week di Belanda tahun ini menampilkan antara lain, benda-benda dekoratif hasil olahan sampah dari Bantar Gebang.

ffrash06-600-wm

Foto: Tempat berlangsungnya Dutch Design Week 2013 di Eindhoven, Belanda

Baru diberitakan, di hari 369-nya sebagai Gubernur DKI (19/10-2013), Jokowi mengeluhkan tentang banyaknya taman di Jakarta, namun taman itu minim dari kegiatan publik untuk berkreasi.

Semoga Jokowi tak akan mengeluh lebih lanjut, karena kegiatan berkreasi ternyata tak perlu selalu dilakukan di taman-taman indah. Sekelompok anak anak jalanan ternyata bisa juga melakukan kegiatan kreatif yang berawal dari “taman sampah”, Bantar Gebang.

Bantar Gebang di Bekasi dikenal sebagai tempat pembuangan sampah warga Jakarta, dikenal dengan istilah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah dari kota Jakarta yang diangkut ke TPA Bantar Gebang bisa mencapai 6.500 ton per hari. Bisa dibayangkan betapa tingginya gunungan sampah di TPA ini.

Memanfaatkan sampah di Bantar Gebang sebetulnya sudah masuk sebagai salah satu program Jokowi. Termasuk meng-kalkulasi kemungkinan untuk memanfaatkan sampah di Bantar Gebang sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tentu ini merupakan salah satu solusi positif untuk membudi-dayakan sampah Bantar Gebang agar berhasil-guna.

Namun solusi lain yang tak kalah menariknya, adalah mendaur-ulang sampah Bantar Gebang menjadi aneka kerajinan cantik dan menarik. Contohnya kursi-kursi lucu,  jam dinding, vas bunga di bawah ini.

ffrash01-600-wm

ffrash04-600-wm

Foto: Aneka disain cantik dari bahan-bahan terbuang

Jokowi pasti bangga andai melihat kreasi anak-anak pemulung kota Jakarta, saat ini sedang disaksikan publik Eropa di event Dutch Design Week di Belanda. Kreasi itu diciptakan dari hasil daur-ulang sampah Bantar Gebang, yang diolah menjadi benda dekoratif yang cantik.

Pameran kreasi cantik hasil daur-ulang sampah Bantar Gebang ini, saya saksikan pamerannya (19/10-2013) di Hotel Best Western, Eindhoven, Belanda.

Di kesempatan itu saya berbincang dengan Gina Kluit-Gonesh (Executive Director Ffrash), Karin van Lieshout (disainer dari Ffrash), dan Jochem Rotteveel (Public Realtion). Ffrash adalah organisasi non-profit yang mengolah sampah dan bahan-bahan terbuang menjadi produksi yang bermanfaat. Ffrash bekerja sama dengan KDM (Kampus Diakona Modern) di Jakarta, juga organisasi non-profit yang telah beberapa tahun belakangan ini aktif mengadakan gerakan peduli lingkungan.

ffrash03-600-wm

Foto: Tim Ffrash mendaur-ulang sampah Bantar Gebang memamerkan karya di Dutch Design Week, dari kiri: Karin van Lieshout (designer), Gina Kluit-Gonesh (Executive Director), Jochem Rotteveel (Public Relation)

Hasil penjualan produk hasil daur ulang sampah ini, ditujukan bagi pengembangan dan pendidikan keterampilan bagi anak-anak jalanan. Pelatihan itu diberikan langsung oleh tenaga disainer dari Belanda yang datang ke Jakarta untuk melatih anak-anak jalanan, bagaimana mendaur ulang sampah, memproses, mengkreasi hingga menjadi disain menarik dan bermanfaat.

Selain dilatih mendisain benda-benda terbuang, pelatihan bagi para remaja itu juga termasuk marketing workshop, sehingga mereka tahu bagaimana memasarkan hasil kreasi. Dengan cara ini anak-anak jalanan dimotivasi untuk kreatif, mandiri, dapat mengembangkan usaha sendiri, dengan memanfaatkan sampah-sampah yang menumpuk di Bantar Gebang.

Walentina Waluyanti

Nederland, 19 Oktober 2013

{backbutton}

Add comment