Cipika-cipiki Antar Pria, Janggal di Belanda

*) Soal Adat di Belanda

Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland

Tips ini ditujukan terutama bagi pendatang baru yang sebelumnya sama sekali belum pernah hidup di Eropa, khususnya Belanda.

Foto: SBY dan Guruh Soekarnoputra. (Detik.com)

Soal cipika-cipiki. Mungkin kebiasaan pria Arab menulari Indonesia. janganbelanda2aBeberapa tahun terakhir ini di Indonesia kerap terlihat antar pejabat pria saling cipika-cipiki saat bertemu. Jauh sebelumnya, kebiasaan ini rasanya jarang terlihat.

Di Belanda, jika Anda pria, jangan sekali-sekali melakukan cipika-cipika dengan sesama pria. Karena ini bisa diasosiasikan dengan ‘maho’. Walau pernikahan sejenis dilegalkan, namun di Belanda, tetap saja cipika-cipiki antara pria (apalagi pria bukan homo) dianggap janggal. Pria non-homo merasa ‘geli’ jika harus cipika-cipiki dengan sesama pria. Jangankan cipika-cipiki. Walau bersahabat karib pun, pria bukan homo tak akan mau berjalan bergandengan tangan dengan sesama pria. Di Belanda, umumnya pria bukan homo akan merasa risih jika harus bersentuhan secara fisik dengan sesama pria.

Di Belanda, cipika-cipiki lazim dilakukan 3 kali, bukan 2 kali sebagaimana umumnya. Tapi ini tidak harus. Bisa juga hanya berjabat tangan, terutama jika baru kenal atau tidak begitu akrab. Jika baru bertemu dan berkenalan dengan orang Belanda dan Eropa lainnya, usahakanlah bersikap sewajar mungkin. Jadilah diri sendiri. Jangan memaksakan diri melucu, cengengesan tak perlu, atau melontarkan humor yang belum tentu pas, untuk memancing simpati. Selera humor itu berkaitan dengan kultur. Memerlukan waktu untuk memahami selera humor orang Belanda. Jika tak yakin telah benar-benar mengenal adat-istiadat Belanda, lebih aman tidak bercanda secara gegabah. Humor yang terdengar menyenangkan di Indonesia, mungkin terasa ‘garing’ bagi orang Eropa. Atau malah bisa menimbulkan ketersinggungan dan salah paham.

Jika Anda pria, dengan wanita Eropa yang baru dikenal pun, melakukan salaman tangan saja sudah cukup. Antara wanita dan wanita pun tidak harus cipika-cipiki jika tidak terlalu akrab, atau baru berkenalan. Berjabatan tangan saja sudah cukup sopan. Sebaliknya wanita tak perlu merasa tersinggung jika dalam satu pertemuan/kunjungan/undangan, ada pria yang baru dikenal dengan sopan mencium pipi. Itu kadang ‘bahasa gallant’ dari pria Belanda, dan masih dianggap wajar.

Namun jika wanita tersebut mengulurkan tangan terlebih dahulu, maka pria biasanya akan mengerti bahwa wanita tersebut hanya ingin bersalaman. Artinya, “Jangan cium pipi saya”. Saya sendiri saat berkenalan dengan pria brewokan lebaaat banget, langsung cepat-cepat saya mengulurkan tangan. Ingin jabatan tangan saja. Padahal belum tentu juga pria itu mau mencium pipi saya. Hehehe….

Sebaiknya jangan menanyakan agama yang dianut/tidak dianut seseorang. Juga tidak bertanya apakah ia sudah menikah, apalagi bertanya jumlah gaji. Karena bagi orang Belanda, hal tadi terlalu pribadi, tidak perlu orang lain ketahui. Si penanya malah bisa dianggap lancang, mau tahu urusan pribadi orang lain. Citra orang barat di Indonesia adalah adat istiadat mereka yang lebih bebas. Walau demikian, tetap saja topik pembicaraan dijaga untuk tidak melenceng dari kepantasan umum. Misalnya tidak merendahkan keyakinan orang, juga tidak berbicara secara vulgar. 

janganbelanda

Eks Ratu Belanda, Juliana dalam pertemuan dengan para pelukis wanita, 1955 (Foto: Dorant)

Saat makan bersama orang Belanda, ada satu etiket makan yang penting untuk dijaga. Yaitu tidak berbicara saat makanan masih di mulut. Jika pun terpaksa berbicara padahal makanan sedang di mulut, usahakan menutup mulut dengan tangan (lha iyalah, masak dengan kaki). Saya perhatikan, jika seseorang sedang mengunyah makanan, dan ada yang bertanya kepadanya, maka biasaya ia akan menelan makanannya terlebih dahulu, baru kemudian menjawab. Sembari mengunyah dengan bibir tetap tertutup, ia memberi kode dengan tangan kepada si penanya agar menunggu sebentar sampai makanan di mulut selesai ditelan. Menurut etiket makan orang Belanda, saat mengunyah makanan sebaiknya mulut tetap tertutup. Hindarkan mengunyah makanan dengan suara berdecap dan suara sendok garpu yang berisik beradu dengan piring.

Yang kadang sulit dikendalikan sesudah makan adalah bersendawa. Kalaupun tak sengaja bersendawa, ada candaan yang biasa disebutkan orang Belanda untuk menetralisir sendawa tersebut. “Maaf, saya terbiasa dengan kebiasaan di Cina. Di Cina, katanya makanan itu belum bisa dikatakan lezat kalau Anda belum bersendawa.”

Ada satu hal yang seperti sepele. Namun bisa memberi kesan negatif kalau hal ini tidak diperhatikan. Di Belanda bisa dianggap tidak sopan, jika di dalam percakapan, Anda tidak menatap lawan bicara. Di Indonesia, kadang kalau kita terus menatap seseorang pada saat berbicara, apalagi lawan jenis, bisa menimbulkan penafsiran macam-macam.

Buat saya kadang ini sulit, apalagi kalau lawan bicara itu pria, dan saya harus terus menatapnya. Aduh! Kalau di Indonesia saya harus terus menerus menatap pria saat berbicara, kadang saya GR bahwa saya sudah bikin pria itu GR sehingga mungkin keduanya saling GR (Duh, maaf ini GR kebingung-bingungan). Tapi di Belanda, karena memang sudah begitu adatnya, walau lawan bicara itu pria, ya saya tatap saja terus. Sambil mengusahakan menyetel otot mata saya agar tidak terkesan menantang atau malah terhanyut. Hmmm…

Jika Anda diundang minum teh atau minum kopi, biasanya memang maksudnya memang hanya minum kopi, teh. Biasanya undangan ini pada jam sebelum makan siang, atau sebelum makan malam.

janganbelanda3a

Beatrix muda dan ibunya, Juliana menuangkan teh/kopi untuk tamu (Foto: Royal)

Kalaupun tidak doyan teh dan kopi, Anda bisa meminta minuman segar. Biasanya tuan rumah akan bertanya, apakah Anda mau cola atau minuman sari buah. Pada saat baru duduk, tuan rumah akan bertanya, “Mau minum apa?”. Maksud pertanyaan ini sebenarnya, mau kopi, teh, atau minuman segar lain? Jadi jangan sekali-sekali minta alkohol seperti anggur atau bir. Karena ini tidak lazim di undangan minum kopi atau teh. Minuman alkohol biasanya ditawarkan tuan rumah di perjamuan makan malam.

Jika Anda disuguhi kue, ambil satu kue saja, walau di toples disediakan beberapa kue. Anggap saja tuan rumah cuma basa-basi menyajikan kue di atas meja. Walau ditawarkan satu kue lagi, bilang terima kasih. Satu kue sudah cukup. Lebih baik jaim, daripada gara-gara kue tak seberapa harganya, sampai menimbulkan kesan tak diinginkan. Lagi pula memang sudah begitu umumnya kebiasaan orang Belanda. Mereka hanya mencomot satu kue saja pada saat diundang minum kopi atau teh. Jika di antara acara minum kopi/teh itu, Anda merasa haus dan hanya ingin minum air putih, Anda bisa memintanya.

Di seluruh Belanda, air dari keran memang dirancang pemerintah sedemikian rupa, agar hygienis. Air keran bisa langsung diminum tanpa dimasak. Bahkan juga keran di WC umum, keran pencuci mobil di pompa bensin, keran di kebun… pokoknya semua tempat tanpa kecuali. Walau begitu, jika tuan rumah tidak punya air mineral kemasan (misalnya Aqua), ia akan sopan terlebih dahulu mengatakan pada tamu. “Saya tidak punya persediaan air mineral kemasan.” Dan biasanya tamu akan cepat menjawab, “Oh, air keran juga tidak apa-apa.” Tentu ini tidak berarti Anda lalu digiring ke bawah keran, menadah mulut di bawahnya. Anda menerima segelas air, glek.. glek... glek... segaaar. Haus pun hilang. Walau air dari keran tapi warnanya jernih bening. Rasanya sama saja dengan air mineral di kemasan. 

Jika Anda diundang minum kopi sebelum makan siang, usahakan pamit sebelum jam makan siang (jam 12.00 siang), agar tidak dikira mau ikutan makan siang. Dan jika Anda diundang minum kopi sebelum jam makan malam, usahakan pamit sebelum makan malam. Kalau tidak tuan rumahnya bisa gelisah. Soalnya ia harus segera masak untuk makan malam (tapi bukan untuk tamunya). Kecuali kalau memang tuan rumah jelas-jelas mengundang makan malam. Tapi kalau cuma undangan minum kopi/teh, lebih baik segera kabur, sebelum jam lima sore. Perhitungkan, di Belanda umumnya orang mulai menyiapkan makan malam kira-kira jam 17.00 sore.

janganbelanda4a

Foto: Keluarga kerajaan Belanda minum kopi/teh bersama saat liburan ski di musim dingin – ANP

Yang paling penting, ingatlah orang barat umumnya berpaham, “There is no free lunch”. Arti tersiratnya, tak ada yang gratis di dunia ini. Segala sesuatu ada imbalannya. Orang Eropa umumnya sangat zakelijk, tidak suka basa-basi. Termasuk tidak suka berbasa-basi berpura-pura baik hati.

Syukurlah jika memang ada orang yang berhati tulus. Tapi faktanya, lebih banyak orang berbaik hati menolong karena berharap imbal balik, materi maupun non-materi. Di Eropa, jika ada orang yang tiba-tiba berbaik hati menolong (di luar kewajiban kapasitas/profesi), pastikanlah satu hal sebelum Anda menerima pertolongan dan kebaikannya. Siapkah Anda terikat hutang budi, jika orang itu langsung atau tak langsung menuntut imbal balik? *** (Penulis: Walentina Waluyanti de Jonge, historical book writer)

fr-wwWalentina Waluyanti

Author of book Sukarno-Hatta Bukan Proklamator Paksaan

About Me