Berkunjung ke Pasar Terbesar di Eropa
Penulis: Walentina Waluyanti – Nederland
Mungkin inilah satu-satunya pasar di Belanda di mana azan terdengar berkumandang. Di Belanda, hal ini unik dan tidak biasa. Soalnya meskipun di Belanda juga ada mesjid, tetapi suara azan hampir tak pernah terdengar di negeri ini.
Ada juga satu hal yang unik. Orang Belanda terdengar menyapa sesama pedagang Arab yang lewat, “Assalamualaikum”. Di pasar ini, penjual dari berbagai etnis memang saling berdampingan. Selain penjual asli Belanda sendiri, ada juga pedagang Arab, India, Turki.
Di gerai makanan Turki, orang Turki menunjukkan bagaimana membuat pizza khas Turki. (Foto: Walentina Waluyanti)
Akhir pekan pada musim semi ini, saya berkunjung ke Pasar Beverwijk (Bazaar Beverwijk) yang terletak di kota Beverwijk. Kota ini terkenal juga sebagai pusat pengobatan terlengkap untuk penderita luka bakar. Tetapi yang paling terkenal dari Beverwijk, karena di kota ini ada pasar sangat besar yang disebut juga Bazaar Beverwijk. Pasar ini yang disebut sebagai Pasar Beratap yang terbesar di Eropa. Untuk orang Indonesia, kedengaran aneh. Kok disebut Pasar Beratap? Di Indonesia, bukankah pasar pakai atap adalah hal biasa? Mungkin karena bagi orang Belanda, yang namanya pasar selalu berada di udara terbuka, tanpa atap permanen, paling hanya menggunakan tenda. Dan di Bazaar Beverwijk ini banyak bagiannya yang berada di bawah atap dan bertembok.
Suasana internasional sangat terasa di pasar ini dengan adanya bendera beberapa negara yang tampak berkibar di salah satu sudut jalan. Juga ada bendera Indonesia. Selain itu memang pengunjung Bazaar Beverwijk ini berasal dari berbagai bangsa.
Bendera dari berbagai bangsa termasuk Indonesia, berkibar di dalam kompleks Bazaar Beverwijk. (Foto: Walentina Waluyanti)
Bazaar Beverwijk terbagi atas 7 tempat/bangunan dengan istilah masing-masing, yaitu:
- Penjual berbagai barang dari Timur, mulai dari pakaian, tekstil, berbagai perlengkapan rumah tangga, souvenir, dan berbagai kebutuhan harian (Mihrab);
- Penjual berbagai jenis sayur dan buah dari Timur, bakkery, kapsalon (Oosterse Producten)
- Penjual baju, barang-barang kerajinan, bahan-bahan bangunan/interior/eksterior (Booghalen)
- Food court, penjual aneka keperluan pribadi, kosmetik/perlengkapan mandi/cuci, karpet, jaket musim dingin (Grand Bazaar)
- Penjual emas dan perak (Goudsouk)'
- Kios-kios yang menjual berbagai barang, food court, dan pasar loak (Zwarke Markt)
- Berbagai jenis bahan dengan harga murah (Outlet)
Pasar yang disebut Bazaar Beverwijk ini diklaim terbesar di Eropa, karena di pasar ini terdapat 700 toko, 300 kios, 69 kedai makan, dan ratusan pelataran pasar loak. Setiap akhir pekan, pasar ini dikunjungi sekitar 40.000 pengunjung. Dan setiap tahun, tercatat 3 juta orang mengunjungi Bazaar Beverwijk ini. Hampir semua bahan yang dibutuhkan sehari-hari yang sukar didapatkan di pasar/supermarket/pusat perbelanjaan umum, bisa dijumpai Bazaar Beverwijk yang dibuka setiap Sabtu dan Minggu, dari jam 08.00-18.00. (Food court buka sampai jam 21.00). Sewaktu membayar parkir, saya melihat ongkos yang tertera untuk 1 jam pertama yaitu 1,50 euro. Lebih dari 1 jam, tarif parkirnya 5 euro.
Salah satu sudut di Pasar Beverwijk (Foito: Walentina Waluyanti)
Pasar eksotik adalah julukan yang sering diberikan kepada Bazaar Beverwijk ini. Sebabnya karena di pasar ini orang bisa mendapatkan berbagai barang dari Asia, juga dari Turki dan beberapa tempat di Timur Tengah. Bukan hanya keperluan dapur, tetapi juga keperluan sandang, mebel, tekstil, aneka peralatan rumah tangga, dll.
Saya masuk ke bagian bangunan yang menjual berbagai sayur dan buah dari Timur. Mata saya tertumbuk pada buah yang sudah lamaaaa sekali tidak pernah lagi saya temui. Yaitu buah belimbing dan jambu klutuk.
Memang beberapa bahan dapur Indonesia bisa juga didapatkan di Belanda. Tetapi belimbing dan jambu klutuk? Setiap berkunjung ke setiap kota di Belanda, saya sudah sering menyinggahi toko-toko Indonesia di setiap kota. Tetap baru kali ini saya menemukan belimbing dan jambu klutuk di Belanda, tetapi nemu-nya bukan di toko Indonesia. Penjualnya orang India. Kontan saya membelinya.
Foto: Belimbing dan jambu klutuk dari Pasar Beverwijk. (Foto: Walentina Waluyanti)
Kapan terakhir saya makan sayur asem belimbing dan makan jambu klutuk? Rasanya bertahun-tahun lalu saat masih tinggal di Indonesia. Meskipun sering pulang ke Indonesia, saya tidak sempat makan sayur asem kalau pas lagi liburan ke sana. Semasa kecil di Makassar, di pekarangan rumah kami, pohon jambu ini tumbuh dengan subur. Saya sering memanjat pohon jambu dan memetik buah yang ranum.
Saya masih ingat waktu masih kecil, di Makassar dengan mudah bisa ditemui pohon belimbing yang tumbuh liar di beberapa tepi jalan. Ketika duduk di SD, kalau pulang sekolah ramai-ramai berjalan kaki dengan teman-teman, kami sering memetik buah-buah belimbing itu. Air buahnya meskipun agak asam, tetapi segar, bisa sedikit menghilangkan rasa haus di siang yang terik.
Karenanya saat melihat belimbing dan jambu klutuk di Bazaar Beverwijk, rasanya membangkitkan nostalgia berpuluh-puluh tahun lalu. Tanpa ragu saya membeli buah jambu klutuk yang di Indonesia kelihatannya sudah mulai langka ini. Harga belimbingnya sekitar 6 euro (sekitar Rp 70.000) per kilo. Sedangkan jambu bijinya harganya hampir 8 euro (sekitar 95.000) sekilo.
Nah, sekarang putri saya tahu yang namanya jambu biji atau jambu klutuk. Sebelumnya dia hanya tahu dari saya bahwa jus guava yang diminumnya dari kemasan, berasal dari jambu klutuk, buah yang tidak dikenalnya.
Begitu tiba di rumah, belimbing dan jambu tak selamat. Belimbing langsung saya olah menjadi sayur asem belimbing wuluh dengan kacang panjang, labu siam dicampur rebus kacang tanah. Dan jambu biji disantap sebagai "pencuci mulut" seusai makan.
"Sayur asem belimbing ala Walentina" plus lauk ikan dan tempe... sedaaap. (Foto: Walentina Waluyanti)
Bagi Anda yang tinggal di Indonesia, menikmati sayur asem mungkin biasa saja. Tetapi bagi yang tinggal di Belanda dan kangen masakan tradisional, sungguh mewah bisa menyantap sayur asem belimbing, ikan asin/ikan goreng dan sambal tempe. (Resep, silakan klik: Sayur Asem Belimbing dan Sambal Belimbing)
Walentina Waluyanti
{backbutton}