Pameran Tunggal Lukisan Karya Walentina

Penulis: Walentina Waluyanti – Belanda

Selamat jumpa lagi. Karena ngebut menyelesaikan lukisan-lukisan untuk pameran, urusan menulis terpaksa jadi keteteran. Berikut ini saya berbagi cerita tentang pameran lukisan saya yang baru lalu.

“Pameran tunggal lukisan karya Walentina Waluyanti” digelar Senin lalu, 6 Juni 2011, diselenggarakan atas kerja sama dengan organisasi pendidikan di Belanda.

Photo1-web

Foto: Berpose bersama suami di depan lukisan karya saya

 Photo6-web

Foto: Sebelum pengunjung berdatangan, membereskan persiapan.

Photo2-web
Foto: WTC Tower, Almere tempat pameran berlangsung.

Bertempat di lantai 30 WTC Tower di Almere Belanda, pameran tunggal lukisan saya dihadiri oleh para penggiat pendidikan tinggi, khususnya di Amsterdam dan Flevoland. Juga turut hadir para aktivis organisasi perlindungan satwa dan lingkungan.

Karena itu di kesempatan ini saya juga berkenan menyerahkan lukisan untuk disumbangkan ke organisasi perlindungan satwa.

Photo3-web

Foto: Lukisan karya saya yang disumbangkan untuk organisasi perlindungan satwa

Pameran ini dimaksudkan untuk penggalangan dana sehubungan dengan pembangunan proyek pendidikan di Indonesia.

Lukisan-lukisan saya yang dipamerkan bertema Indonesia, misalnya beberapa lukisan bertema Bali. Di antaranya juga ada lukisan-lukisan bergaya batik.

Antara “membatik” dan membuat “lukisan bergaya batik” tentu berbeda. Dalam membatik ada pakem tertentu yang harus diikuti, baik dalam proses pembuatan maupun dalam menggambar corak. Setiap corak ada namanya. Sedangkan membuat lukisan berwatak dan bergaya batik, tidak harus demikian. Pelukisnya lebih bebas berkreasi dan berimajinasi menafsirkan ide-ide batik dengan gayanya sendiri.

Lukisan bergaya batik, tidak harus selalu berarti lukisan yang dibuat di permukaan kain batik/kain mori. Lukisan bergaya batik, bisa terlihat dari gaya yang dibuat sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk “hiperbolisme” atau bahkan “puitis” ala batik. Karakteristik lukisan bergaya batik misalnya terlihat dari tarikan garis lengkung meliuk-liuk, corak geometris ala batik, ataupun sekumpulan titik-titik di obyek lukisan. Ciri lain, di antaranya tekstur lukisan mirip khas kain batik yang seakan ada “efek retak/pecah”.

Photo4-web

Photo5-web

Foto-foto lukisan dan para pengunjung pameran di tulisan ini terpaksa agak saya batasi, dengan maksud melindungi privacy hadirinyang datang berkunjung. Maklumlah, tak semua orang suka wajahnya ditampilkan di ruang publik.

Omong-omong, saya sendiri puas dengan hasil pameran ini. Selanjutnya beberapa organisasi akan tetap melanjutkan kerjasamanya, menggalang dana melalui seni untuk proyek-proyek sosial yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

fr wwWalentina Waluyanti

Belanda, 11 Juni 2011

{backbutton}

Add comment