Corona di Italia: Mayat Bertumpuk, Jumlahnya Melebihi Cina
Walentina Waluyanti – Belanda
Di Italia Utara, begitu banyak korban meninggal karena corona. Angka kematian, sudah melebihi angka yang terjadi di China. Sehingga pihak berwenang tidak tahu lagi di mana mereka harus meletakkan mayat. Upacara pemakaman sudah tidak ada lagi.
Pemerintah di Roma sedang mempertimbangkan untuk memperketat aturan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah diberlakukan bagi semua warga Italia sejak 12 Maret. Italia adalah negara di Eropa yang terparah dihantam oleh virus corona, di mana jumlah kematian melonjak menjadi 4032 pada hari Jumat 20 Maret. Jumlah tadi lebih banyak dibanding angka kematian di Cina. Di jalan masih tampak banyak kerumunan orang. Tampaknya tidak semua orang mematuhi aturan untuk mengisolasi diri di rumah.
Menteri Dalam Negeri Luciana Lamorgese melaporkan bahwa polisi telah mengeluarkan lebih dari satu juta surat pelanggaran antara 11 dan 17 Maret, dan mendenda sekitar 50.000 pelanggar, yaitu orang-orang yang keluar rumah tanpa alasan mendesak.
Langkah-langkah yang lebih tegas tampaknya perlu karena Italia menghadapi situasi yang semakin menakutkan dari hari ke hari. Bencana akibat wabah ini semakin dramatis. Kurva angka corona yang rata pada grafik, yang ingin dilihat setiap orang, tetap tidak terlihat.
Surat kabar Italia melaporkan rumah sakit di wilayah utara Lombardia kewalahan oleh arus pasien yang tak ada habisnya. Ada kekurangan peralatan pernapasan, kekurangan tempat tidur di ruang ICU, kekurangan masker mulut, serta kekurangan tenaga medis. Karena lebih dari 2.000 orang yang bekerja di sektor perawatan kesehatan telah terinfeksi sendiri.
Sebagai tindakan darurat luar biasa, kabinet telah memberikan izin kerja kepada 10.000 mahasiswa kedokteran yang hampir lulus - sehingga dokter yang lebih berpengalaman dapat dikirim ke garis depan dalam perang melawan pandemi. Selain itu, pemerintah wilayah Lombardy memohon dokter dan perawat yang baru saja pensiun untuk membantu rekan-rekan mereka dalam keadaan darurat ini. Semuanya turun tangan. Banyak tenaga medis di Italia Utara telah bekerja terus menerus selama lebih dari 3 minggu sejak wabah dimulai. "Mereka sudah benar-benar kehabisan tenaga," gubernur Lombardy memperingatkan di TV pada hari Kamis. Ia tampak tak berdaya .
Titik epidemi Italia telah pindah ke kota-kota Brescia dan Bergamo dan daerah sekitarnya, di timur laut Milan. Di sana, praktis semua ranjang di ruang ICU telah penuh. Selain itu, begitu banyak orang meninggal di Bergamo sehingga pihak berwenang tidak tahu lagi di mana harus meletakkan mayat.
Jenazah ditumpuk di gereja-gereja, menunggu untuk diangkut ke ruang krematorium. Ini berjalan siang dan malam, sementara mereka hanya mampu membakar sekitar 25 jenazah per hari. Karenanya, truk-truk tentara harus membawa 65 jenazah ke krematorium lain di Parma dan Bologna, pada Rabu malam. Demikian dilaporkan surat kabar Corriere della Sera. Tidak ada lagi upacara pemakaman. Upacara pemakaman sudah tidak ada lagi. Sebagian besar korban berusia 80-an yang sebelumnya memang sudah sakit.
Truk militer di Italia membawa mayat korban corona (Foto: France 24)
Jumlah kematian lebih tinggi dari angka resmi
Jumlah resmi kematian karena corona di Italia pada hari Jumat (20/3) dalam sehari, sebanyak 627. Tetapi kantor berita internasional Reuters bahwa jumlah kematian yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Karena banyak lansia di panti jompo yang demam lalu meninggal karena pneumonia, tidak ditest corona dan karenanya tidak dimasukkan dalam statistik corona. Ini disebabkan oleh kekurangan tenaga dan kekurangan alat test. Jumlah orang yang mati di panti jompo di Cremona, pada Maret in, sangat menyolok. Pekan lalu, 18 lansia dengan keluhan pernapasan parah (gejala khas covid-19) meninggal dalam sehari. Demikian dikutip Reuter melalui pernyataan direktur panti jompo di Cremona, tempat tinggal 460 lansia.
Korban corona di Italia (Foto: Daily Mail)
Di semua wilayah di Italia, segala upaya dilakukan untuk menambah jumlah tempat tidur di rumah sakit. Di Milan mereka bekerja keras menyulap gedung bursa efek menjadi rumah sakit baru dengan 400 tempat tidur di ruang ICU. Dananya antara lain berasal dari mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi yang memberi pinjaman sejumlah 10 juta euro. Rumah sakit juga ditambah di Toscana dan di kota pelabuhan selatan Bari, karena jumlah yang tertular di bagian tengah dan selatan Italia ini, tidak lagi puluhan tetapi ratusan.
Tindakan yang lebih tegas akan dipertimbangkan pemerintah termasuk mempersingkat jam buka supermarket. Juga akan melarang olahraga outdoor, yang sekarang masih diizinkan, asal dilakukan sendirian. Sekolah dan universitas akan tetap ditutup sampai 3 April. Pada hari Kamis, Menteri Pendidikan mengatakan ia belum bisa memastikan kapan sekolah/universitas bisa dibuka lagi.
Walentina Waluyanti
Belanda, 20 Maret 2020