Corona dan Hidung Meler
[13-3-2020] - Untuk menghambat penyebaran virus corona (Covid-19), pemerintah Belanda menghimbau warga yang mengidap pilek, batuk, sakit tenggorokan atau demam untuk tinggal di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain. Namun mengidap keluhan tadi tidak berarti seseorang mengidap virus corona. Bisa juga gejala flu atau virus lainnya.
Gejala influenza dan corona tidak bisa dibedakan hanya melalui gejala yang dikeluhkan pasien. Karena keduanya, influenza dan corona sama-sama mempunyai keluhan di saluran pernapasan, sakit kepala dan nyeri otot. Hanya melalui test corona, bisa diketahui apakah itu influenza ataukah corona.
Hanya saja, di Belanda tidak mudah untuk menjalani test corona. Pasien yang boleh menjalani test corona, hanya pasien dengan kategori: keluhan sangat serius, ataupun pernah melakukan kontak dengan penderita corona, maupun pernah berada di daerah wabah.
Hidung Meler
Cuaca dingin di Belanda memicu timbulnya pilek dan influenza. Salah satu gejalanya adalah hidung berair. Banyak orang khawatir, bahwa gejala hidung berair atau hidung meler ini, mungkinkah juga termasuk gejala corona?
Karena tidak mudah untuk memperoleh akses test corona, bagaimana orang awam bisa membedakan antara gejala pilek/influenza dengan gejala corona tanpa melalui test corona?
Data dari China berikut ini dapat memberikan gambaran. Menurut WHO, 90% pengidap virus Covid-19, mengalami demam dan 70% kasus mengalami batuk kering. Kebanyakan pasien (80%) memiliki keluhan ringan. Gejala hidung berair jarang terjadi.
Untuk penanganan di Belanda, pasien dengan keluhan hidung berair (hidung meler), biasanya tidak dianggap urgent untuk ditangani. “Namun demikian, kami tidak ingin mengambil risiko. Orang dengan keluhan hidung berair, harus tetap di rumah," kata seorang juru bicara Badan Nasional Kesehatan Belanda.
Radang paru-paru
Gejala influenza adalah hidung tersumbat, pilek, sering bersin dan sakit telinga. Dari 99% pasien pertama yang diteliti di Wuhan sejak 1 Januari, tiga perempatnya telah menderita radang paru-paru, hal ini ditemukan para peneliti setelah melakukan scan. Dalam penelitian selanjutnya terhadap 55924 kasus yang dikonfirmasi laboratorium di Cina, 88% mengalami demam, batuk kering (68%), kelelahan (38,%), produksi dahak (33,%), sesak napas (19%), sakit tenggorokan (14%), sakit kepala (14%), nyeri otot atau sendi (15%), menggigil (11,%), mual atau muntah (5,%), hidung tersumbat (4,8%), diare ( 3,7%), hemoptisis (0,9%) dan penglihatan ganda (0,8%).
Apa yang harus Anda lakukan jika Anda berada di sekitar seseorang yang terus beringus dan batuk? Jika kontak memang tak dapat terhindarkan, misalnya karena pekerjaan atau bepergian dengan transportasi umum, cobalah untuk menjaga jarak setidaknya satu meter. Saran ini bukan untuk membuat panik, tapi demi keamanan diri.
Virus corona bisa tertular melalui kontak langsung dan menghirup percikan (dari batuk) melalui udara. Penelitian tentang penyebaran flu biasa di pesawat terbang misalnya, menunjukkan bahwa orang yang berada di deret depan dan deret belakang dari penderita flu, juga dapat terinfeksi *** (Sumber tulisan: Telegraaf 13/3-2020)
Walentina Waluyanti
Belanda, 13-3-2020