Corona Mulai Menjajah Belanda
[12-3-2020] – Secara bertahap virus corona telah mencengkeram Belanda. Ini karena seluruh propinsi di Belanda sudah terjangkit viris corona. Propinsi terakhir yang mengumumkan 2 warganya terkena corona adalah propinsi Groningen. Yaitu seorang pelajar berusia 21 tahun dari Groningen dan seorang wanita berusia 62 tahun dari Nieuwe Pekela.
Di ibukota Belanda, yaitu Amsterdam, menurut angka resmi sudah sebanyak 17 warga Amsterdam yang terinfeksi. Di antaranya termasuk 9 staf kantor balaikota. (data 12-3-2020).
Angka yang terinfeksi di seluruh Belanda, tampaknya meningkat dengan cepat. Terlihat dari jumlah terinfeksi yang bertambah lebih dari 100 dalam sehari hingga total terinfeksi menjadi 614, setidaknya sampai 12-3-2020. Yang meninggal sebanyak 5 orang. Umumnya pasien terjangkit dari negara Italia, Austria dan Jerman.
[Baca: Rekonstruksi Penyebaran Corona di Eropa dan Pasien Corona Pertama di Eropa],
Hampir setengah dari jumlah yang terinfeksi (273), adalah di Brabant Utara (data 12-3-2020). Menurut Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan (RIVM), peningkatan tajam dalam jumlah yang terinfeksi di Brabant Utara, karena survei besar yang dilakukan di provinsi ini. Survei besar ini hanya dilakukan di Brabant Utara. Sehingga orang meragukan angka resmi yang terinfeksi yang diumumkan pemerintah. Karena test corona tidak dilakukan pada orang dengan gejala ringan, atau orang-orang yang serumah dengan penderita bergejala ringan, Padahal orang-orang ini punya potensi untuk menularkan ke orang lainnya. Umumnya warga Belanda percaya bahwa jumlah total infeksi di Belanda lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Sementara itu, di Belanda semakin banyak organisasi dan event yang membatalkan acara untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Dan hampir 1700 perusahaan Belanda ikut terkena dampak, sehingga mereka permohonan untuk mempersingkat jam kerja di kementerian. Dari permohonan tersebut, lebih dari 300 perusahaan diizinkan mempersingkat jam kerja, dan 1.200 perusahaan masih belum memperoleh keputusan.
Kantor Dewan Perwakilan Rakyat di Den Haag juga ditutup untuk umum untuk mencegah penyebaran virus, mulai Jumat 13-3-2020 (diumumkan 8/3). Menurut pimpinan parlemen, Khadija Arib, keputusan ini sangat sulit. Karena citra DPR sebagai “rumah terbuka” sudah melekat dalam demokrasi. Terlebih konstitusi menetapkan bahwa debat di parlemen adalah terbuka untuk umum. Namun karena perdebatan sekarang dapat diikuti melalui internet, sehingga keputusan penutupan kantor DPR untuk umum, dipandang tidak melanggar konstitusi.
Memang jumlah kasus Corona di Den Haag masih tidak terlalu buruk dibandingkan dengan tempat-tempat di Brabant Utara. Namun kantor Dewan Perwakilan Rakyat di Den Haag tetap ditutup. Pimpinan parlemen berharap ini akan menjadi contoh bagi seluruh Belanda. Jangan menunda untuk sebaik mungkin mengambil langkah-langkah yang diperlukan, demi mencegah penyebaran virus.
Ironisnya, di tengah virus yang mulai menyebar pesat, belum ada instruksi pemerintah untuk menutup sekolah. Asosiasi Pimpinan Sekolah (AVS = De Algemene Vereniging Schoolleiders), menuntut agar pemerintah memberi kebebasan kepada masing-masing sekolah untuk menutup sekolah mereka. Para pimpinan sekolah tidak mengerti mengapa dalam situasi seperti ini sekolah masih tetap dibuka. Mereka berharap adanya pedoman yang lebih jelas tentang hal ini.
Anak sekolah di Belanda diajarkan menutup mulut dengan sisi dalam dari siku saat batuk, untuk mencegah penularan virus.
Sehari sebelum penutupan kantor parlemen di Den Haag, pameran seni dan barang antik internasional Tefaf di Maastricht, ditutup lebih awal. Hal ini dilakukan setelah seorang pedagang dinyatakan positif terkena virus corona baru. Tefaf, salah satu pekan seni paling penting di dunia, biasanya berlangsung selama seminggu. Akibat penyebaran corona, jumlah pengunjung pameran jauh lebih sedikit dari biasanya.
Rumah Sakit mulai kewalahan. Perawatan kesehatan menjadi semakin mengkhawatirkan. Beberapa rumah sakit membatalkan operasi. Layanan kesehatan kota (GGD) mengatakan bahwa kesibukan telah sangat meningkat. Karena itu mereka mengerahkan mahasiswa kedokteran dan dokter untuk membantu memerangi virus yang berkembang. Tim GGD melakukan test corona dan menelusuri kontak para pasien di Belanda.
Bank darah Sanquin takut kekurangan darah karena para donor cari aman dan tinggal di rumah. Bank darah biasanya memiliki persediaan selama 7 hari untuk menyediakan darah bagi rumah sakit. Namun sekarang persediaan darah hanya tersedia untuk sekitar tiga hari ke depan. Saat ini bank darah di Belanda sangat membutuhkan donor yang sehat untuk menyumbangkan darah.
Walentina Waluyanti
Belanda, 12 Maret 2020