Corona di Belanda: Tak Ada Guru, 700 Anak Tak Bisa Sekolah

Walentina Waluyanti – Belanda

*) Catatan penulis|: Artikel ini ditulis ketika belum ada pengumuman pemerintah Belanda untuk menutup semua tempat umum termasuk sekolah, pada 15 April 2020. 

[9-3-2020] – Sampai Senin (9/3-2020),  warga Belanda yang terinfeksi corona sudah sebanyak 321. Angka ini meningkat tajam dalam jangka belum gebap 2 minggu. Pertama kali diumumkan tanggal 27 Februari, yang positif corona, hanya 1 orang, hari kedua 2 orang. Menurut data terakhir, korban meninggal sudah sebanyak 4 orang. Selengkapnya, di bawah ini datanya:

Tanggal 27-2: 1 kasus
Tanggal 28-2: 2 kasus
Tanggal 29-2: 7 kasus
Tanggal 1-3: 10 kasus

Tanggal 2-3: 18 kasus
Tanggal 3-3: 24 kasus
Tanggal 4-3: 38 kasus
Tanggal 5-3: 82 kasus
Tanggal 6-3: 128 kasus
Tanggal 7-3: 188 kasus
Tanggal 8-3: 264 kasus
Tanggal 9-3: 321 kasus

Wilayah yang paling banyak korbannya adalah wilayah Brabant Utara. Salah satu warganya adalah senator terkemuka, Klaas Dijkhoff ikut terkena corona.

Corona di Belanda 01

Anak SD De Burchtgaarde di Breda diajarkan cara mencuci tangan mencegah  penularan Corona virus. Foto:  Pix4Profs/René Schotanus

Dampak wabah corona ikut mempengaruhi kota Breda. Sejak 8 Maret, di kota Breda sebanyak 700 anak SD tidak lagi bisa ke sekolah karena sudah tidak ada lagi tenaga pengajar yang bertugas. Pasalnya, ada instruksi bahwa mereka yang mengalami gejala ringan seperti flu, demam dan batuk, dihimbau untuk tetap di rumah. Sehinnga ketika guru-guru menyatakan sakit, dan memilih tinggal dirumah, maka tak ada lagi anak yang ke sekolah. Himbauan untuk tetap tinggal di rumah bagi yang punya gejala ringan ini, diperpanjang sampai Senin depan.

Selain itu, akibat corona, Rumah Sakit UMC Amsterdam meniadakan kongres bagi para dokter dan meniadakan perjalanan dinas ke negara lain. PM Mark Rutte juga resmi mengumumkan larangan berjabat tangan bagi warga Belanda.

Walentina Waluyanti

Belanda, 9 Maret 2020