Bagaimana Belanda di Tengah Ancaman Corona?
Walentina Waluyanti – Nederland
*) Catatan penulis: Artikel ini ditulis ketika pemerintah Belanda belum mengumumkan penutupan tempat publik pada 15-3-2020.
[6-3-2020] - Kemarin, Sabtu (7/3) cuaca akhir pekan cukup hangat untuk jalan-jalan. Beberapa hari sebelumnya Belanda dilanda angin kencang. Sehingga penduduk Bealnda memanfaatkan hari yang hangat ini untuk jalan-jalan, menikmati sinar matahari.
Jalan-jalan memang menyehatkan, tapi di tengah wabah corona? Siapa yang bisa menjamin diri kita tidak bakal terinfeksi? Ketika saya ke pusat perbelanjaan di pusat kota, tak seorang pun yang mengenakan masker. Toko-toko juga belum mengalami “panic buying” seperti yang sudah terjadi di Jerman, negara tetangga. Pemerintah belum mengeluarkan larangan menutup sekolah atau larangan kegiatan publik. Sepertinya keadaan masih biasa-biasa saja, padahal corona sudah mengancam. Korban terinfeksi yang begitu banyak di Italia, seolah sudah memberi gambaran apa yang terjadi di negara-negara Eropa lainnya.
Bruno Bruins Menteri Kesehatan & Olahraga Belanda dan Jaap van Dissel Direktur RIVM dalam konperensi pers tentang wabah corona (NOS)
Sejak diumumkan kasus corona pertama kali di Belanda pada 27 Februari, jumlah yang terinfeksi melesat cepat hanya dalam 10 hari. Sampai hari ini Minggu (8/3), jumlah yang terinfeksi sudah sebanyak 265 dan jumlah yang meninggal hari ini bertambah 2 orang. Total korban meninggal sebanyak 3 orang, semuanya berusia 80-an. Yang pertama adalah seorang pria berusia 86 tahun yang dirawat di RS Ikasia, Rotterdam. Yang kedua juga berusia 86 tahun di RS Uden, yang ketiga berusia 82 tahun di RS Sittard-Geleen.
Bagaimana reaksi warga Belanda? Banyak yang tak percaya pada angka resmi yang diumumkan pemerintah. Mereka lebih percaya korban bisa lebih banyak daripada angka tersebut. Masalahnya, mereka yang menjalani test corona harus memenuhi kaegori berikut: yaitu baru bepergian ke negara risiko corona, atau mereka yang mempunyai kontak dengan orang terinfeksi corona.Padahal mereka yang teringeksi corona bisa saja mereka yang tidak bepergian ke negara risiko corona atau juga tidak mempunyai kontak dengan orang yang terinfeksi.
Ada keluhan pembaca nu.nl yang menyampaikan bahwa ia pernah mendatangi sebuah instansi kesehatan bersama anggota keluarganya, karena merasa mempunyai gejala yang mirip dengan gejala corona. Karena itu, mereka meminta untuk ditest, apakah mereka terinfeksi, Tetapi instansi tersebut menolak dengan alasan mereka tidak termasuk kategori orang yang harus menjalani test corona.
Bahkan di daerah yang diperkirakan banyak warga yang terinfeksi yaitu di Brabant Utara, pemerintah hanya menyarankan bahwa mereka yang memiliki gejala ringan, harus mengusahakan untuk mengisolasi diri di rumah, sementara anjuran ini tanpa disertai pengawasan ketat. Siapa yang bisa menjamin bahwa mereka bisa tetap tinggal di rumah dan tidak menularkan wabah ini kepada korban-korban berikutnya?
Walentina Waluyanti
Belanda, 8 Maret 2020
{backbutton}